"Rupiah berhasil terapresiasi sebesar 1,11 persen (yoy) di tahun 2023," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Rupiah cenderung terkoreksi dipengaruhi dolar AS yang rebound
Pada paruh pertama 2023, rupiah terapresiasi hingga tercatat di bawah level Rp15.000 per dolar AS. Namun, ketika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memberikan sinyal "higher for longer" di awal semester kedua, tren rupiah berbalik pada triwulan III-2023.
Selanjutnya dalam dua bulan terakhir, rupiah menguat terhadap dolar AS karena pelonggaran indikator perekonomian AS dan sinyal dovish dari The Fed.
Baca juga: IHSG diprediksi menguat terbatas seiring melandainya inflasi domestik
Di samping kebijakan stabilisasi BI, berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah didorong oleh masuknya aliran portofolio asing, menariknya imbal hasil aset keuangan domestik, serta tetap positifnya prospek ekonomi.
Ke depan, Bank Indonesia tetap mewaspadai sejumlah risiko yang mungkin muncul dan memastikan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.