Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan jumlah titik panas cukup signifikan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni dari 32 titik pada Senin (1/2) menjadi 4 titik pada Selasa (2/2).

"Sebanyak empat titik panas ini terpantau sepanjang Selasa (2/1), mulai pukul 01.00 hingga 24.00 WITA," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Rabu.

Baca juga: BMKG deteksi 32 titik panas di Kaltim

Informasi sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke pihak terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.

Saat ini sudah masuk musim hujan, namun masih ada sejumlah kawasan yang tidak terjadi hujan dalam beberapa hari yang menyebabkan daun dan ranting mengering, sehingga mudah terbakar.

Untuk itu, ia mengimbau kepada semua pihak tetap waspada dan sama-sama mencegah adanya penambahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti tidak melakukan pembakaran di hutan maupun lahan.

Ia menyampaikan sebelumnya yang terdeteksi 32 titik panas tersebut tersebar di tiga kabupaten di Kaltim, yakni Kabupaten Paser satu titik, Kutai Timur 28 titik dan Kutai Kartanegara tiga titik.

Sedangkan empat titik panas yang terpantau kemarin tersebar di tiga kabupaten, yakni Kutai Timur dua titik, Kutai Kartanegara satu dan Kabupaten Berau satu titik.

Baca juga: BMKG: Tetap waspada karhutla, masih ada 42 titik panas di Kaltim

Baca juga: BMKG: Jumlah titik panas di Kaltim menurun, hanya di dua kabupaten


Sebaran titik panas tersebut dua titik di Kutai Timur, keduanya berada di Kecamatan Bengalon, Kutai Kartanegara di Kecamatan Kenohan, dan di Berau di Kecamatan Segah, semua titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Ia mengimbau seluruh elemen masyarakat membantu mencegah kebakaran hutan dan lahan, karena masih banyak daun dan ranting kering di lahan yang mudah terbakar.

"Pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat membersihkan atau membuka lahan, karena daun dan ranting kering rawan menyebabkan kebakaran lebih luas," katanya.