Kuburan massal tsunami dipadati peziarah
8 Agustus 2013 21:03 WIB
Salah satu bekas tsunami Aceh yang dijadikan obyek wisata bertajuk "Kapal Di Atas Rumah" di Desa Lampulo Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Jumat (15/3). Pemerintah Aceh mencanangkan Visit Aceh Year atau Tahun Kunjungan Aceh 2013 yang menjamin kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang datang didaerah itu. (FOTO ANTARA/Septianda Perdana)
Banda Aceh (ANTARA News) - Dua kuburan massal korban bencana tsunami di kawasan Lambaroe Kabupaten Aceh Besar dan Ulee Lheu Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh dipadati peziarah pada hari raya pertama Idul Fitri 1434 Hijriah.
Peziarah yang datang, Kamis, dari berbagai daerah mulai mendatangi kuburan massal korban tsunami sejak pagi hingga sore hari.
Umumnya mereka datang dengan membawa sanak famili untuk berdoa di kuburan korban bencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.
"Setiap tahun setelah sembahyang ied Idul Fitri saya selalu berziarah ke kuburan massal ini," kata Usman (48).
Korban bencana tsunami yang pernah berdomisili di Desa Lambung Kecamatan Meuraxa mengaku kehilangan istri, dua anak dan mertua saat bencana yang meluluhlantakkan kota Banda Aceh itu.
Zahara (35) peziarah lainnya yang ditemui di kuburan massal itu mengatakan sudah menjadi tradisi setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu membaca doa untuk orang tua dan adik-adiknya yang menjadi korban bencana.
"Saya punya firasat kedua orang tua dan adik-adik saya dikuburkan di kuburan massal Ulee Lheu ini," kata warga yang telah berdomisili di Lampeunerut Kabupaten Aceh Besar.
Bencana gempa dan tsunami melanda pesisir pantai di 13 kabupaten/kota Provinsi Aceh itu pada 26 Desember 2004 mengakibatkan sekitar 200.000 lebih warga meningggal dan merusak berbagai sarana dan prasarana serta infrastrukstur.
Peziarah yang datang, Kamis, dari berbagai daerah mulai mendatangi kuburan massal korban tsunami sejak pagi hingga sore hari.
Umumnya mereka datang dengan membawa sanak famili untuk berdoa di kuburan korban bencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.
"Setiap tahun setelah sembahyang ied Idul Fitri saya selalu berziarah ke kuburan massal ini," kata Usman (48).
Korban bencana tsunami yang pernah berdomisili di Desa Lambung Kecamatan Meuraxa mengaku kehilangan istri, dua anak dan mertua saat bencana yang meluluhlantakkan kota Banda Aceh itu.
Zahara (35) peziarah lainnya yang ditemui di kuburan massal itu mengatakan sudah menjadi tradisi setiap hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha selalu membaca doa untuk orang tua dan adik-adiknya yang menjadi korban bencana.
"Saya punya firasat kedua orang tua dan adik-adik saya dikuburkan di kuburan massal Ulee Lheu ini," kata warga yang telah berdomisili di Lampeunerut Kabupaten Aceh Besar.
Bencana gempa dan tsunami melanda pesisir pantai di 13 kabupaten/kota Provinsi Aceh itu pada 26 Desember 2004 mengakibatkan sekitar 200.000 lebih warga meningggal dan merusak berbagai sarana dan prasarana serta infrastrukstur.
Pewarta: Irwansyah Putra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: