Jakarta (ANTARA News) - Mewujudkan slogan Jakarta Hijau bukan saja keinginan dari seorang Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, tapi juga dari seorang perwira piket Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur.


Dia bernama sederhana dan maknanya menyenangkan. Nama perwira itu Nyaman.

"Semoga hari ini dan seterusnya, Jakarta Hijau," kata Nyaman, saat ditemui di kantor Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Kamis.

Dia menyebutkan, Hijau merupakan kode bagi Dinas Kebakaran yang berarti 'tak ada kebakaran'. Bahkan seorang petugas kebakaran pun berharap bahwa tidak ada kebakaran pada Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriah yang jatuh pada 8-9 Agustus 2013.

Lebih lanjut Nyaman menyebut, ada atau tidak ada kebakaran di wilayahnya, tim pemadam kebakaran yang pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini berjumlah 152 di Jakarta Timur tersebut tetap bersiaga.

"Kami selalu dalam status Siaga 1 selama 24 jam apapun yang terjadi," katanya.

Kesiagaannya tersebut dilakukan sesuai standar prosedur operasi berlaku. Dia menyebutkan salah satunya "kejahatan" api kebakaran: dalam waktu satu menit, kebakaran bisa meluas hingga ukuran 9X9 meter atau 81 meter persegi.

"Itu sebabnya kalau ada kebakaran, kami menurunkan paling tidak enam unit mobil," katanya. Enam mobil-mobil besar berkelir merah menyala dengan sirene meraung-raung dan ngebut langsung menuju titik kebakaran.

Kecepatan, selain kesiagaan, sangat dituntut Dinas Pemadam Kebakaran dan unit kerja di bawahnya. Nyaman menuturkan salah satu standar prosedur operasi di Dinas Pemadam Kebakaran: seluruh anggota tim harus berada di mobil unit dalam waktu satu menit.

"Oleh karena itu kami turun ke lantai bawah pakai tiang bukan tangga. Menit kedua, kami harus sudah mulai jalan," katanya. Mirip di filim-film, di antara yang terkenal adalah Backdraft, besutan Holywood, yang dibintangi Robert de Niro.

Untuk 'membantu' pengendalian api di lokasi kebakaran, Nyaman membilang, sudah ada beberapa lokasi permukiman yang dilekangkapi dengan pemadam sementara.

"Dan itu jelas membantu kami," katanya.

Tak ada protes Nyaman mengaku, tidak ada protes dari keluarga ketika dia harus melaksanakan semua kesiagaan dan kecepatan yang dibutuhkannya bahkan saat Hari Raya Idul Fitri.

"Karena kalau sudah jadwal piket ya harus diikuti," katanya.

Dia menyebutkan, jadwal piket yang ada, tidak akan membiarkan seorang petugas tidak berkesempatan untuk menikmati Hari Raya Idul Fitri.



Lebih lanjut, Nyaman menyebutkan ada beberapa penyesuaian yang dilakukan saat hari raya seperti Lebaran kali ini, di antaranya petugas bisa tiba di tempat kerja pukul 09.00 WIB. Karena itulah, diatur sedemikian rupa agar kekuatan tim tetap optimum sesuai standar prosedur operasi.

"Saya sempat shalat Ied di dekat rumah, Ciracas," katanya.

Tak hanya itu, lanjut Nyaman, tiga orang dari masing-masing pos bisa mendapatkan cuti yang sudah diajukan sejak awal Januari lalu.

"Tapi ya satu hari hanya boleh tiga orang saja, tidak lebih," katanya.