Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur bergerak cepat menangani korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur dengan menurunkan tim untuk monitoring, kaji cepat, dan mendirikan tenda pengungsi.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) per 1 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024, Gunung Lewotobi Laki-Laki teramati masih mengeluarkan asap di kawah utama berwarna putih, kelabu, dan hitam, dengan intensitas sedang hingga tebal-tinggi sekitar 100-800 meter dari puncak.

"Kemarin tim sudah mendirikan tenda. Aparat masih berupaya mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda yang dibangun untuk mempermudah penanganannya," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Flores Timur, Avi Hallan, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Selain mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda, BPBD Kabupaten Flores Timur juga menyerahkan logistik, membagikan masker dan selimut kepada masyarakat, termasuk membersihkan jalan dari sebaran abu vulkanik menggunakan mobil tangki air.

Baca juga: SAR Maumere siap bantu evakuasi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi
Baca juga: Erupsi Lewotobi, Pemkab Flores Timur setop sementara aktivitas sekolah
Berdasarkan hasil kaji cepat sementara BPBD, per 1 Januari 2024, sebanyak 1.185 warga Desa Boru, Kecamatan Wilanggitang, yang terdiri dari 554 laki-laki dan 611 perempuan telah mengungsi ke beberapa titik, mulai rumah kerabat, posko pengungsian, termasuk tenda mandiri yang ada di kebun warga.

Adapun di wilayah Desa Konga, ada 328 warga yang terdiri dari 224 dewasa, 79 anak dan 25 balita mengungsi setelah terdampak erupsi.
Jika ditotal, ada lima desa di Kecamatan Wulanggitang dan dua desa di Kecamatan Ile Bura yang terdampak erupsi, di mana dua kecamatan tersebut berdekatan dengan puncak kawah. Hujan abu vulkanik juga masih sering terjadi di dua wilayah kecamatan tersebut jika terjadi erupsi.

"Warga yang mengungsi semakin masif, untuk itu BPBD Kabupaten Flores Timur bersama tim gabungan membantu mengarahkan pengungsi untuk menempati tenda terpusat agar memudahkan monitoring dan penanganannya. Selain itu, tim tagana dari Dinas Sosial juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan permakanan bagi pengungsi maupun tim yang bertugas," ujar Avi.


Baca juga: 1.172 warga Wulanggitang NTT mengungsi, terdampak erupsi Lewotobi
Baca juga: Bandara Frans Seda NTT ditutup sementara akibat erupsi Lewotobi

Sementara berdasarkan kondisi mutakhir, abu dan debu vulkanik masih terlihat jelas dan menyebar ke berbagai titik, termasuk di tenda pengungsian warga. BPBD Kabupaten Flores Timur juga terus mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan masker jika beraktivitas di luar demi mencegah penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

Lebih lanjut, BPBD Kabupaten Flores juga melakukan antisipasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat peningkatan curah hujan tinggi di musim penghujan seperti banjir bandang, tanah longsor, banjir lahar dingin, banjir rob dan sebagainya.

Terkait kebutuhan mendesak, BPBD Kabupaten Flores Timur melaporkan bahwa barang yang paling dibutuhkan saat ini yakni masker, tenda keluarga, dan logistik.

Baca juga: Pemkab Flores Timur salurkan bantuan bagi warga terdampak erupsi
Baca juga: PVMBG petakan desa dalam kawasan rawan bencana erupsi di Flores Timur
Baca juga: BPBD Flores Timur bagikan masker cegah dampak erupsi Gunung Lewotobi