Jakarta (ANTARA) - Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Jakarta, Hasrul mengatakan Karantina DKI pada 2023 telah memberikan sertifikasi pelepasan impor sebanyak 42.000 kali di bidang karantina tumbuhan. “Di bidang karantina tumbuhan, Karantina DKI telah memberikan sertifikasi impor sebanyak lebih dari 42.000 kali dengan volume lebih dari 5,6 juta ton,” ujar Hasrul di Jakarta, Selasa.

Dirinya juga melaporkan tren volume impor tercatat menurun, yakni sebesar 5,68 juta ton pada 2022, sementara pada 2023 tercatat sebesar 5,62 juta ton pada 2023.

“Sertifikasi dan volume ekspor karantina tumbuhan juga mengalami fluktuasi sejak tahun 2021 hingga 2023. Walaupun ada penurunan volume ekspor sebesar 7 persen, frekuensi ekspor meningkat sebesar 12 persen pada tahun 2023,” katanya.

Berdasarkan paparannya, gandum menjadi komoditas impor karantina tumbuhan utama dengan volume sebesar 2,7 juta ton, sementara karantina hewan, susu menjadi komoditas impor yang mendominasi dengan volume sekitar 373 ribu ton pada 2023.
Ia menilai, tingginya impor susu berdampak positif terhadap tingginya ekspor produk susu yang mencapai 30 ribu ton.
Sementara untuk komoditas minyak sawit, menjadi komoditas ekspor karantina tumbuhan yang paling tinggi secara frekuensi dan volume yakni masing-masing 1.798 kali dan 347 ton.

Di sisi lain, capai nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) mengalami peningkatan dari 85,76 pada Semester I menjadi 86,09 pada Semester II tahun 2023. Karantina DKI Jakarta juga berhasil mencatatkan PNBP sebesar 117 miliar rupiah atau sebesar 218 persen dari target tahun 2023.

Adapun anggaran yang termanfaatkan oleh Karantina DKI Jakarta selama tahun 2023 sebesar 66,6 miliar rupiah atau sebesar 99 persen dari pagu anggaran Rp67 miliar.

Baca juga: Balai Karantina Palembang perketat lalu lintas hewan dan tumbuhan
Baca juga: Balai Karantina sosialisasi UU karantina hewan, ikan dan tumbuhan
Baca juga: Musnahkan komoditas ilegal, Mentan cegah potensi penyakit tumbuhan