Jakarta (ANTARA News) - Bulan Ramadhan adalah momen saat manusia memutuskan kenikmatan dunia untuk sementara, seperti menahan dahaga, lapar, serta nafsu.
"Tapi nikmat dunia itu sangat kecil dibandingkan nikmat sejati di akhirat nanti," kata khatib shalat Ied di mesjid Al Falakh, Ahmad Zahari, di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis pagi.
Umat Islam sejak pagi berbondong-bondong memenuhi mesjid, dan lokasi-lokasi umum yang dijadikan arena shalat Iedul Fitri 1434 Hijriah kali ini.
Hari ini adalah hari kemenangan bagi muslimin dan muslimat, atas "perang" melawan hawa nafsu duniawi, sekaligus hari untuk kembali ke fitrah suci manusia sebagaimana dikehendaki Allah.
Surga, kata Zahari, adalah kenikmatan yang teramat besar.
Namun, untuk bisa masuk surga, manusia harus melewati kematian. "Ciri-cirinya ada tiga, rambut berubah (memutih), kulit berubah (keriput), dan tulang tidak sekuat dulu," kata dia mengungkap ciri-ciri umum orang berusia lanjut.
Dia menegaskan, hidup manusia di dunia hanya sementara. "Banyak makanan enak di dunia, tapi kalau sudah tua dan banyak penyakit, tidak bisa menikmati."
"Oleh karena itu, hidup itu hanya terminal, seperti kita menunggu di halte dan terminal," kata dia.
Kenikmatan sejati ada di surga
8 Agustus 2013 10:11 WIB
Seorang narapidana menangis ketika melakukan halal bihalal di LP Cipinang, Jakarta, Minggu (20/9). Saat itu, sebanyak 1.198 narapidana mendapat remisi pada Idul Fitri 1430 Hijriah. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: