Beirut (ANTARA News) - Pertempuran sengit kembali berkobar di pinggiran kota Aleppo, Suriah selatan, sehari setelah pemberontak merebut pangkalan udara terdekat, sementara ledakan mematikan menghantam kota Raqa, Rabu.

"Pertempuran seru melibatkan pemberontak melawan pasukan pemerintah meletus di dekat gedung intelijen angkatan udara di daerah Layramun, pinggiran Aleppo," kata Obsrvatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Kelompok pemantau itu mengatakan pemberontak yang terlibat pertempuran itu adalah dari kelompok Islam, di antara mereka termasuk Front Al-Nusra yang berhaluan keras.

Pertempuran itu terjadi sehari setelah pemberontak merebut pangkalan udara di Minnigh.

Seorang aktivis di Aleppo mengatakan pemberontak sedang berusaha bergerak ke arah Nabul dan Zahraa, desa berpenduduk mayoritas Syiah di pinggiran Aleppo yang menjadi pangkalan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Sebagian besar pemberontak Suriah -- seperti penduduk- adalah Sunni, sementara Bashar adalah anggota sekte Alawi, satu bagian dari Syiah.

"Sekitar 300 petempur yang ikut bertempur merebut Minnigh kini bebas untuk bertempur di mana saja," kata Mohammed, seorang aktvis dari Pusat Media Aleppo yang anti-rezim.

Di tempat-tempat lain, satu ledakan menghantam kota utara Raqa, satu-satunya ibu kota provinsi yang di luar kekuasaan pemerintah, menewaskan tiga orang termasuk dua anak-anak, kata Observatorium itu dikutip AFP.

Kelompok yang bermarkas di Inggris itu mengatakan asal dari ledakan itu tidak diidentifikasi, dan menambahkan bahwa puluhan orang cedera.

Dekat Damaskus, satu serangan tentara membunuh dan mencederai "belasan" pemberontak dekat kota industri Adra, yang etrletak di jalan masuk barat laut ke ibu kota itu.

Daerah itu sering terjadi aksi kekerasan, karena pemberontak berusaha menguasainya dan menggunakannya sebagai pangkalan bagi operasi di dalam Damaskus.

Di dekat lokasi itu, angkatan udara melancarkan dua serangan udara terhadap kota Douma, tempat sentimen anti-pemerintsh kuat sejak awal pemberontakan anti-Bashar meletus Maret 2011.

PBB mengatakan lebih dari 100.000 orang tewas dalam perang Suriah dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka mengungsi ke negara tetangga antara lain Turki dan Lebanon.
(H-RN)