Boyolali (ANTARA) - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo kembali melakukan blusukan untuk bertemu pedagang dan pengunjung di Pasar Tradisional Kebonagung, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu.

Mantan gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat blusukan ke pasar tradisional bertemu dengan para pedagang dan membeli sejumlah sayuran serta tempe.

Sejumlah pengunjung menyatakan harga beras masih mahal di pasaran.

Ganjar Pranowo dalam kesempatan tersebut mengatakan harga beras di pasaran tersebut tidak naik, tetapi tetap stabil di atas.

Harga yang semula hanya dijual sekitar Rp10.000 per kilogram hingga Rp12.000/kg, tetapi kini menjadi Rp14.000/kg. Kenaikan beras tersebut terjadi sudah lama berlangsung.

Ganjar juga mengatakan belum bisa mengendalikan harga sayuran seperti halnya cabe, bawang putih, dan beras. Siklus tersebut melihat panen dan tidak panen, maka harus benar-benar diperhatikan.
​​​​​​
Kedatangan Ganjar langsung disambut antusias para pedagang dan masyarakat sekitar. Mereka saling berebut untuk mendekat, hanya sekadar menyapa dan bersalaman. Beberapa warga juga menyampaikan keluhan terkait tingginya harga-harga kebutuhan pokok.

Namun, para pedagang juga mengeluhkan terkait akses modal. Mereka yang hanya pedagang kecil meminta Ganjar memberikan akses modal karena tidak bisa meminjam di bank.

Menurut Ganjar, pemerintah memang perlu hadir dan membantu para pedagang kecil. Saat di Jateng, dia memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar.

Ganjar mengatakan untuk pedagang kecil dan UMKM ini, harus menunjuk satu bank agar bisa mengurusi permodalan mereka.

"Karena, mereka pasti butuh modal cepat dengan suku bunga yang rendah. Nanti, ditunjuk bank untuk memberikan kredit dengan suku bunga murah," katanya.

Praktik tersebut, kata dia, sudah dilakukan di Jawa Tengah selama dia menjabat sebagai gubernur dua periode.

Ia menggandeng Bank Jateng, memberikan kredit murah bernama Kredit Lapak khusus untuk pedagang dan pengusaha kecil.

"Mereka butuh modal tidak banyak, ada yang Rp500.000 hingga Rp2 juta. Makanya, dahulu Kredit Lapak dibuat untuk merespon itu. Kami akan buat program serupa nanti di tingkat nasional," katanya.