Bogota (ANTARA News) - Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan ia yakin pembicaraan perdamaian antara pemerintahnya dan kelompok gerilyawan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) akan menghasilkan kesepakatan perdamaian.
"Idealnya, kami akan menyelesaikan perundingan ini sebelum saya harus memutuskan apakah akan mencalonkan diri lagi atau tidak dalam pemilihan umum mendatang (Mei tahun depan)," kata Santor kepada wartawan, Senin (5/8).
"Mari lah kita lihat berapa banyak kemajuan yang telah kita capai sampai saat itu. Tenggat sama sekali kontra-produktif dalam proses semacam ini," katanya.
Santos mengulangi pendirian pemerintahnya untuk menentang pembicaraan memasuki gencatan senjata dengan pemberontak sementara perundingan berlanjut di Havana, Kuba, dan memilih untuk mempertahankan tekanan militer atas gerilyawan.
"Yang penting ialah keseimbangan kekuatan menguntungkan kami dan itu akan berarti memberi pemberontak keuntungan yang tak perlu," kata Santos sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Ia menambahkan itu akan "memberi mereka yang terbaik dalam kedua kondisi --penggunaan senjata dan di dunia politik".
Santos mengatakan ia terus "optimistis" mengenai proses perdamaian yang bertujuan mengakhiri konflik bersenjata selama lima dasawarsa.
"Jika mereka tak mencapai perdamaian sekarang, mereka akan kehilangan kesempatan selamanya. Proses perdamaian pada tahun lain akan sangat sulit, sebab pemberontak bertambah tua, ideologi mereka mulai pudar. Waktunya sekarang, sekarang atau tidak pernah sama sekali," kata Santos.
Santos mengatakan pembicaraan perdamaian, yang pemerintah ingin capai paling lambat pada akhir tahun ini, "akan berjalan baik dan dengan naik-turun yang biasa".
Santos sebelumnya mengatakan proses perdamaian, yang dimulai pada November, "adalah kesempatan nyata" untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lama itu dan menandai perubahan dalam sejarah negeri tersebut.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Presiden Kolombia yakin capai kesepakatan dengan FARC
6 Agustus 2013 12:34 WIB
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos (REUTERS)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: