Jakarta (ANTARA News) - "Kalian (lalai) berlomba mengejar kemegahan (harta), tiba-tiba kalian sudah sampai di (pintu) kubur" QS At-Takaatsur: 1-2.
"Akan datang hari mulut dikunci, kata - tak ada lagi. Akan tiba masa, tak ada suara, dari mulut kita. Terkadang tangan kita, entah apa yang dilakukannya...".
Demikianlah penggalan syair lagu alm. Chrisye, yang mengutip maw'izhoh dari Al-Qur'anul Karim.
Setelah kumandang sangkakala kedua, maka seluruh makhluk -yang telah dimatikan pada sangkakala pertama- dibangkitkan kembali dari kubur, menghadap kepada Allah swt.
Mereka seluruhnya akan dikumpulkan di sebuah tempat yang sangat luas yaitu, Padang Mahsyar.
Setiap yang pernah berlaku zhalim akan diadili di sini. Di mahkamah ini, tanpa ada yang bisa menolong dan melakukan intervensi. Keadilan diputuskan dengan haq.
Mengapa memukul orang tak bersalah?, mengapa tidak membayarkan upah? Mengapa melanggar perintah Allah swt? mengapa tidak membimbing anak untuk beribadah?
Mengapa menganiaya hewan? Mengapa dan mengapa? Alangkah banyak pertanyaan dan persoalan yang harus dijawab setiap insan.
Lalu ketika orang-orang yang berdosa masih saja berkelit, maka: "Pada hari ini, kami kunci mulut-mulut mereka. Lalu tangan-tangan mereka akan berbicara dan kaki-kaki mereka akan memberikan kesaksian tentang apa-apa yang pernah mereka kerjakan" QS Yasin: 65.
Saking banyaknya perkara –yang mesti diadili- baik antara manusia dengan Rabb mereka, serta persoalan antara sesama manusia, maka masa hisab tersebut memakan waktu hingga ratusan ribu tahun lamanya.
Kemudian manusia akan digiring ke jembatan shirotal mustaqiim, hingga orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dimasukkan ke dalam surga dan kaum yang ingkar masuk neraka.
"Sesungguhnya Allah swt akan menerima taubat seorang hamba, sebelum nyawa sampai di 'yugharghir', di tenggorokan" ~ Hadits Nabi saw.
Sebelum datang satu masa, dimana mulut tak bisa berkata, tangan mengungkap rahasia dan kaki membeberkan fakta-fakta, marilah membersihkan diri disaat masih ada kesempatan. Taubatan nasuha.
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk munajat, memohon ampun dan bertaubat atas segala salah dan lalai kepada Yang Maha Pencipta, Allah swt.
Sungguh –kalian dapati- bahwa Allah swt adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika masih ada sangkut paut persoalan dengan manusia, selesaikan hari ini, selagi masih bisa.
Mohon maaf atas kesalahan, penuhi kewajiban, lunasi hutang piutang, tunaikan hak-hak pekerja atau bawahan yang merupakan tanggung jawab kita.
Persoalan pokok yang mesti dituntaskan sebelum ajal tiba, ada dua hal, yaitu: hablun minallah, hubungan dengan Allah dan hablun minannas, hubungan dengan manusia.
Kedua hal ini bisa melempangkan jalan ke surga, atau sebaliknya, bisa sebagai penghambat dari memperoleh kasih sayang Allah swt.
Perbaikilah selagi bisa.
(*)
Ketika mulut-mulut dikunci
6 Agustus 2013 03:27 WIB
ilustrasi Umat Islam melaksanakan ibadah shalat Tarawih pertama di Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Selasa (9/7). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) ()
Pewarta: Tifatul Sembiring
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: