Jenazah pekerja migran asal Cianjur dipulangkan dari Kamboja
29 Desember 2023 18:56 WIB
Orang tua pekerja migran asal Cianjur, Jawa Barat yang meninggal di Kamboja berharap jasad anaknya dapat dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Cijati. (ANTARA/Ahmad Fikri)
Cianjur, Jabar (ANTARA) - Jenazah Muhammad Abdul Fatah (20) pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dipulangkan setelah sempat tertahan selama dua bulan di Kamboja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur Tohari Sastra di Cianjur, Jumat, mengatakan pemulangan jenazah pekerja migran yang dibantu oleh kementerian dan KBRI Kamboja itu diperkirakan akan tiba tanah air melalui Bandara Soekarno-Hatta Tanggerang, Provinsi Banten Jumat petang.
"Kami sudah mengirim tim beserta ambulan untuk membawa jenazah ke Cianjur, selanjutnya akan diserahkan ke pihak keluarga guna dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Cijati," katanya.
Selama dua bulan terakhir, pihaknya bersama kuasa hukum dan pihak keluarga berupaya memulangkan jenazah pekerja migran yang diduga berangkat secara ilegal ke negara Kamboja. Melalui kementerian dan KBRI di Kamboja akhirnya harapan keluarga terkabul untuk pemulangan jenazah.
Pihaknya berharap ke depan tidak ada lagi warga Cianjur yang berangkat bekerja ke luar negeri secara ilegal, karena selain merugikan dirinya dan keluarga, pihak pemerintah kesulitan untuk memberikan bantuan atau pendampingan hukum ketika terjadi hal tidak diinginkan.
Baca juga: Disnakertrans bantu kepulangan jenazah pekerja migran asal Cianjur
Baca juga: Polres Cianjur buru penyalur pekerja migran ke Dubai
"Kami minta warga Cianjur tidak terbujuk rayuan sponsor yang menjanjikan berbagai keuntungan dan gaji besar sedangkan berangkatnya secara ilegal. Bagi yang berminat bekerja ke luar negeri silahkan datang ke dinas untuk mendapat informasi yang jelas," katanya.
Selama ini, tambah dia, banyak kasus yang menimpa pekerja migran asal Cianjur yang berangkat secara ilegal ke sejumlah negara yang terlarang seperti Timur Tengah dan negara lainnya, bahkan tidak sedikit yang pulang dalam peti mati karena mengalami kekerasan sebagai korban perdagangan orang.
Kuasa hukum keluarga korban, Ali Hildan dari Kantor Astakira Pembaharuan Cianjur, mengatakan saat ini pihaknya bersama keluarga sedang menunggu kedatangan jenazah Muhamad Abdul Fatah yang akan dibawa langsung ke Cianjur guna dimakamkan.
"Setelah menunggu selama dua bulan, harapan keluarga untuk memakamkan Fatah di kampung halamannya terkabul, saat ini kami masih menunggu kedatangan jenazah di Bandara Soekarno-Hatta," katanya.
Seperti diberitakan Muhammad Abdul Fatah berangkat bekerja keluar negeri sekitar Mei 2023, melalui R tetangganya, namun korban awalnya dijanjikan bekerja kantoran di Negara Thailand dengan gaji 700 dolar Amerika per bulan ternyata diberangkatkan ke Negara Kamboja.
Selama dua bulan bekerja di Kamboja, korban sempat mengirim uang Rp20 juta pada keluarganya di Cianjur. Namun pada bulan Agustus dan September, korban sempat mengeluh sakit pada keluarga, hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Phnom Phen tanggal 13 November 2023.
Baca juga: Pekerja migran asal Cianjur memilih negara ASEAN untuk bekerja
Baca juga: Polres Cianjur kembangkan 11 laporan TPPO sebagian besar Timur Tengah
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur Tohari Sastra di Cianjur, Jumat, mengatakan pemulangan jenazah pekerja migran yang dibantu oleh kementerian dan KBRI Kamboja itu diperkirakan akan tiba tanah air melalui Bandara Soekarno-Hatta Tanggerang, Provinsi Banten Jumat petang.
"Kami sudah mengirim tim beserta ambulan untuk membawa jenazah ke Cianjur, selanjutnya akan diserahkan ke pihak keluarga guna dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Cijati," katanya.
Selama dua bulan terakhir, pihaknya bersama kuasa hukum dan pihak keluarga berupaya memulangkan jenazah pekerja migran yang diduga berangkat secara ilegal ke negara Kamboja. Melalui kementerian dan KBRI di Kamboja akhirnya harapan keluarga terkabul untuk pemulangan jenazah.
Pihaknya berharap ke depan tidak ada lagi warga Cianjur yang berangkat bekerja ke luar negeri secara ilegal, karena selain merugikan dirinya dan keluarga, pihak pemerintah kesulitan untuk memberikan bantuan atau pendampingan hukum ketika terjadi hal tidak diinginkan.
Baca juga: Disnakertrans bantu kepulangan jenazah pekerja migran asal Cianjur
Baca juga: Polres Cianjur buru penyalur pekerja migran ke Dubai
"Kami minta warga Cianjur tidak terbujuk rayuan sponsor yang menjanjikan berbagai keuntungan dan gaji besar sedangkan berangkatnya secara ilegal. Bagi yang berminat bekerja ke luar negeri silahkan datang ke dinas untuk mendapat informasi yang jelas," katanya.
Selama ini, tambah dia, banyak kasus yang menimpa pekerja migran asal Cianjur yang berangkat secara ilegal ke sejumlah negara yang terlarang seperti Timur Tengah dan negara lainnya, bahkan tidak sedikit yang pulang dalam peti mati karena mengalami kekerasan sebagai korban perdagangan orang.
Kuasa hukum keluarga korban, Ali Hildan dari Kantor Astakira Pembaharuan Cianjur, mengatakan saat ini pihaknya bersama keluarga sedang menunggu kedatangan jenazah Muhamad Abdul Fatah yang akan dibawa langsung ke Cianjur guna dimakamkan.
"Setelah menunggu selama dua bulan, harapan keluarga untuk memakamkan Fatah di kampung halamannya terkabul, saat ini kami masih menunggu kedatangan jenazah di Bandara Soekarno-Hatta," katanya.
Seperti diberitakan Muhammad Abdul Fatah berangkat bekerja keluar negeri sekitar Mei 2023, melalui R tetangganya, namun korban awalnya dijanjikan bekerja kantoran di Negara Thailand dengan gaji 700 dolar Amerika per bulan ternyata diberangkatkan ke Negara Kamboja.
Selama dua bulan bekerja di Kamboja, korban sempat mengirim uang Rp20 juta pada keluarganya di Cianjur. Namun pada bulan Agustus dan September, korban sempat mengeluh sakit pada keluarga, hingga akhirnya dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Phnom Phen tanggal 13 November 2023.
Baca juga: Pekerja migran asal Cianjur memilih negara ASEAN untuk bekerja
Baca juga: Polres Cianjur kembangkan 11 laporan TPPO sebagian besar Timur Tengah
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023
Tags: