Bogor, (ANTARA News) - Program reintroduksi anggrek mengalami banyak hambatan karena seringkali habitat aslinya sudah berubah, sehingga yang bisa dilakukan untuk pengembangan anggrek adalah dengan domestikasi oleh penduduk lokal. "Tanaman anggrek hanya akan dikembangkan secara terbatas oleh penduduk yang berada di habitat aslinya," kata peneliti anggrek di Kebun Raya Bogor, Sofi Mursidawati, MSc di Bogor, Jumat (28/7). Ia mengatakan, anggrek mempunyai nilai komersial tinggi. Beberapa jenis anggrek menarik untuk diteliti karena kelangkaan dan keunikannya. Anggrek Tien Soeharto (Cymbidium hartinahianum) adalah contoh anggrek langka yang sudah sukar ditemukan di habitat aslinya, kata Sofi. "Kepunahan habitatnya terjadi dalam waktu tidak terlalu lama lagi karena habitat yang ada kini sudah terbelah oleh jalan raya." Tidak mudah mengadaptasi anggrek yang terbiasa hidup di lingkungan spesifik tersebut. Sebelum sempat dipelajari habitatnya secara detil, lokasi anggrek tersebut sudah tergusur, ujar Sofi. "Program reintroduksi atau pengembalian ke habitat aslinya tidak mungkin dilakukan. Memerlukan rencana yang sangat matang untuk menentukan masa depan anggrek untuk bertahan hidup dalam kondisi budidaya," lanjut dia. Kondisi yang sama juga terjadi pada Didimoplexis pallens, sejenis anggrek yang hanya menampakkan diri ke permukaan tanah pada waktu dan tempat tertentu saja. "Beruntung sekelompok kecil populasi jenis ini masih bisa didapati tumbuh secara alami di kawasan tertentu di Kebun Raya Bogor sehingga mudah dimonitor," ujar dia. Indonesia tercatat memiliki sekitar 5.000 hingga 6.000 spesies anggrek. Dari ribuan jenis anggrek tersebut, sepuluh persennya terdapat di Kebun Raya Bogor. Sedangkan anggrek-anggrek lain yang hanya bisa hidup di dataran tinggi dikonservasi di Kebun Raya Cibodas. Dari data yang dihimpun KRB terdapat 700 jenis anggrek di pulau Jawa, 900 jenis di Pulau Sumatera, di Kalimantan sebanyak 2500-3000 jenis, begitu juga di Papua 2500-3000 jenis. Menurut Sofi varian anggrek baru bisa dibentuk apabila kedua jenis anggrek bakalan berasal dari dua lingkungan yang berbeda. "Satu jenis berasal dari lingkungan lembab dan jenis yang lain berasal dari lingkungan kering, maka bisa terbentuk variasi anggrek baru" jelas Sofi.(*)