Bali (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas pada 2024 sebesar 5,80 persen.

Menperin Agus Gumiwang mengatakan bahwa angka tersebut cukup agresif. Oleh karena itu, seluruh jajaran Kemenperin diharapkan bisa bekerja sama guna mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045.

"Ini angka yang cukup agresif mengingat sektor industri terus menjadi penggerak perekonomian nasional dengan upaya Kemenperin dan mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045," ujar Agus dalam temu media akhir tahun di Bali, Kamis.

Agus menyampaikan, untuk mencapai angka 5,80 persen pada 2024, Kemenperin telah menetapkan target di setiap lembaganya,

Untuk Direktorat Jenderal Industri Agro, target pertumbuhan sebesar 6,14 persen, Direktorat Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil 4,76 persen, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) 6,87 persen serta Direktorat Industri Kecil Menengah dan Aneka (Ikma) 4,25 persen.

Kemenperin juga menargetkan kontribusi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan non migas terhadap PDB nasional sebesar 17,90 persen pada 2024. Nilai investasi sektor industri pengolahan non migas ditargetkan Rp630,57 triliun dan nilai ekspor produk industri pengolahan non migas 186,40 miliar dolar AS.

Dari sisi penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan non migas sebanyak 20,33 juta orang.

Agus mengatakan, target 2024 merupakan hasil review dari Rencana Strategis (Renstra) Kemenperin 2020-2024 dengan melihat realisasi sampai dengan tahun 2023.

"Tren kinerja industri pengolahan non migas sedang mengalami kenaikan, terutama di Triwulan III 2023. Subsektor industri yang pertumbuhannya meningkat pada 2023 antara lain industri barang logam, komputer, barang elektronik dan optik, industri logam dasar dan industri angkutan," ucap Agus.

Baca juga: Kemenperin membidik partisipasi industri di pameran internasional 2024

Baca juga: Kemenperin apresiasi peran IKM lewat Gebyar IKMA 2023

Baca juga: Menperin: Manfaatkan puncak bonus demografi dengan wirausaha

Baca juga: Menperin: Manufaktur RI tangguh hadapi gejolak geopolitik-geoekonomi