Bakauheni, Lampung Selatan (ANTARA News) - Puluhan ribu pemudik yang menyeberang dari Pelabuhan Merak Banten terus mengalir di Pelabuhan Bakauheni Lampung pada Sabtu (3/8) malam hingga Minggu dini hari.
Arus mudik Lebaran 2013 ini bukan hanya didominasi penumpang berkendaraan, terutama mobil dan sepeda motor, tapi juga pemudik pejalan kaki dengan barang bawaan mereka yang beraneka macam.
Penampilan sebagian pemudik ini juga layaknya ingin menunjukkan kesuksesannya, seperti berpakain bagus, menenteng tas jinjing, memakai telepon selular kelas cerdas (smartphone) dan membawa aneka barang bawaan berharga lainnya.
Sedangkan, pemudik berkendaraan roda dua dan empat umumnya menggunakan sepeda motor atau mobil yang baru, meskipun banyak pula yang tetap menggunakan sepeda motor atau mobil lama.
Imbauan dari pihak berwenang agar melakukan mudik pada siang hari serta iming-iming potongan harga tiket perjalanan siang itu, ternyata belum mampu menggugah minat sebagian pemudik berkendaraan ini agar mereka memilih menyeberang perairan Selat Sunda pada siang hari.
Sejumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi saat ditemui di salah satu tempat peristirahatan di kawasan Jalan Lintas Sumatera (Jainsum) di Kabupaten Lampung Selatan pada Sabtu (3/8) malam menyebutkan, mereka memilih perjalanan mudik di malam hari untuk menghindari kemacetan selama perjalanan.
Salah satu warga Jakarta, Siregar, yang hendak mudik ke Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, mengemukakan bahwa memilih menyeberang dari Merak ke Bakauheni pada malam hari untuk menghindari penumpukan kendaraan di pelabuhan itu.
"Saya dapat kabar barusan bahwa di Pelabuhan Merak sekarang terjadi penumpukan kendaraan dan penumpang. Untung kami sudah berangkat lebih awal, meskipun harus menyeberang pada malam hari," katanya.
Ia menyebutkan, pada Lebaran ini mudik bersama enam orang anggota keluarganya, termasuk anaknya yang masih berusia di bawah lima tahun (balita).
Jika perjalanan lancar, ia memperkirakan akan tiba di tempat tujuannya pada Selasa (6/8) nanti.
Pemudik lainnya yang menggunakan mobil pribadi, Lubis, juga menyebutkan sengaja memilih berangkat di malam hari agar lebih lancar dalam perjalanan.
Dia bersama anggota keluarganya mudik ke Kabupaten Asahan Sumatera Utara untuk merayakan Lebaran di sana.
Waktu tempuh perjalanan ke daerah asalnya diperkirakan paling cepat dua hari dua malam.
Selain menghindari kemacetan, para pengendara yang memilih mudik pada malam hari karena merasa lebih nyaman dan lebih kuat secara fisik.
Para pemudik bersepeda motor umumnya memilih menyeberang dari Merak malam hari dengan target dapat tiba pada dini hari di Pelabuhan Bakauheni.
Setelah itu, mereka dapat langsung melanjutkan perjalanan begitu tiba di Bakauheni, meskipun sebagian di antaranya tetap ada yang menunggu sampai menjelang terbit matahari.
Menjelang matahari terbit, pemudik sepeda motor itu biasanya memilih melanjutkan perjalanan mereka dengan berkonvoi melintasi Jalinsum, dengan ciri khas sarat penumpang dan muatan.
Para pemudik bersepeda motor ini menyebutkan bahwa mereka melakukan perjalanan malam hari untuk menghindari terik matahari, sehingga memilih perjalanan menjelang subuh.
Pemudik sepeda motor ini biasanya menuju daerah-daerah di Provinsi Lampung, meski ada juga yang mudik hingga ke Sumatera Selatan atau Bengkulu.
Pejalan kaki
Selain pemudik pengguna kendaraan, ternyata banyak juga penumpang pejalan kaki yang memilih mudik di malam hari, meskipun mereka harus bermalam di Pelabuhan Bakauheni.
"Kalau berangkat malam hari lebih nyaman, tidak kepanasan. Lagi pula kondisi keamanan sudah lebih baik, sehingga tidak perlu terlalu mengkhawatirkan masalah itu," kata Bambang, pemudik asal Cengkareng Jakarta tujuan Kalianda di Kabupaten Lampung Selatan.
Ia bersama istrinya memilih menyeberang di malam hari, meskipun harus bermalam di Bakauheni karena ketiadaan kendaraan ke kampung halamannya.
Pemudik lainnya, Leni, juga menyebutkan memilih mudik di malam hari karena ia harus tetap puasa pada siang harinya.
"Dengan mudik di malam hari, fisik kita lebih fit, meski harus menunggu berjam-jam di Pelabuhan Bakauheni sampai tersedia kendaraannya," kata pekerja rumah tangga tujuan Gotongroyong di Kota Bandarlampung itu pula.
Sejumlah pemudik pejalan kaki lainnya, seperti Heru asal Puncak Bogor tujuan Bandarlampung, juga memilih perjalanan di malam hari karena merasa lebih nyaman.
Para pemudik juga menyebutkan keyakinan mereka bahwa masalah keamanan dan kecelakaan lalu lintas pada arus mudik tahun ini bisa ditekan.
PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) telah menawarkan potongan harga (diskon) tiket kepada kendaraan roda empat maupun sepeda motor yang menyeberang pada siang hari.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Albar Hasan Tanjung, penumpukan kendaraan yang akan melintas baik di Pelabuhan Bakauheni maupun Merak didominasi mobil dan sepeda motor pada malam hari.
Karena itu, upaya untuk menekan terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Merak dan Bakauheni sangat penting dilakukan.
Albar menegaskan, pemotongan harga tiket tersebut tidak berlaku bagi penyeberang pejalan kaki, mengingat sumber terjadi penumpukan kendaraan adalah pada penyeberangan malam hari.
Sementara itu, Polda Lampung terus meyakinkan pemudik dengan optimisme mampu menekan angka kecelakaan dan kriminalitas di daerah ini selama berlangsung arus mudik dan arus balik Lebaran 2013.
"Kami yakin dengan mengerahkan sekitar 2.600 personel dari kepolisian, mampu menekan angka kecelakaan dan kriminalitas," kata Kapolda Lampung, Brigjen Pol. Heru Winarko.
Ia menyebutkan, kepolisian setempat menempatkan anggotanya di kapal feri, kendaraan umum dan kereta api, serta menempatkan di sejumlah posko-posko dan titik-titik rawan kriminalitas dan rawan kecelakaan.
Pihaknya juga mengimbau pada para pemudik agar tidak menginap di Pelabuhan Bakauheni demi kelancaraan arus mudik.
"Kami sudah berkoordinasi dengan satuan kerja terkait, menyiapkan kendaraan terusan keberangkatan ke daerah masing-masing agar tidak terjadi penumpukan penumpang di Pelabuhan Bakauheni saat puncak arus mudik," kata dia lagi.
Heru juga mengharapkan pemerintah menyiapkan kendaraan pada titik rawan kecelakaan, sedangkan pihaknya telah menyiapkan penembak jitu (sniper) pada jalur mudik yang rawan terjadi tindak kriminalitas.
Meskipun pada sejumlah titik di Jalinsum Provinsi Lampung masih terdapat titik rawan kecelakaan dan kemacetan, fakta menunjukkan sebagian besar pemudik tetap memilih mudik di malam hari karena merasa lebih nyaman dan aman.
Oleh karena itu arena itu, semestinya pihak berwenang melakukan pengawalan bagi pengendara di malam hari yang perlu ditingkatkan, untuk menekan angka kriminalitas dan kecelakaan lalu-lintas selama arus mudik dan balik Lebaran.
Mudik malam hari lebih nyaman
4 Agustus 2013 09:19 WIB
Dokumen foto Pelabuhan Bakauheni di malam hari saat mudik Lebaran. (ANTARA/Kristian Ali)
Oleh Hisar Sitanggang
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013
Tags: