10 titik rawan longsor Trans Sulawesi Barat
3 Agustus 2013 18:15 WIB
Ilustrasi lokasi longsor, sebagaimana saar sejumlah kendaraan melintasi jalan propinsi berbukit terjal dan dalam yang rawan longsor di Cot Panglima, kecamatan Juli, Kab Biruen, Aceh, Senin (1/7). Sekitar tiga kilometer jalan yang menghubungkan Kabupaten Bireuen-Kab Aceh Tengah itu rawan longsor setiap musim hujan. (ANTARA FOTO/Ampelsa)
Mamuju, Sulawesi Barat (ANTARA News) - Pemerintah mengingatkan agar para pemudik Lebaran untuk tetap mewaspadai 10 titik rawan longsor sepanjang jalur Trans Sulawesi Bagian Barat.
"Puncak kepadatan jalur trans Sulawesi ini diperkirakan berlangsung H-3 Lebaran," kata Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sulbar, Iskandar Arsyad, di Mamuju, Sabtu.
Secara umum kata dia, kondisi jalan nasional mulai perbatasan Sulawesi Barat-Sulawesi Tengah hingga batas Sulawesi Barat-Sulawesi Selatan terbilang cukup aman dengan kondisi 90 persen jalan mulus.
Namun demikian, para pengguna jalan dan pemudik Lebaran diminta tetap mewaspadai beberapa titik rawan musibah longsor jika terjadi hujan.
Ia menyampaikan, untuk wilayah Mamuju-Mamuju Utara, terdapat delapan titik yang dinilai rawan longsor, di antaranya di Kecamatan Topoyo, Desa Lara, Desa Mora, dan beberapa titik lainnya.
"Pada area pelebaran jalan semuanya sudah teratasi namun yang patut diwaspadai potensi longsor jika hujan terjadi," ungkapnya.
"Untuk mengantisipasi titik rawan longsor maka kami tempatkan alat berat sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana longsor," bilang dia.
Terpisah Kepala SNVT Wilayah I Sulawesi Barat, Romul, menyampaikan, untuk jalur Kalukku hingga perbatasan Sulawesi Barat-Sulawesi Selatan, terdapat beberapa titik kendala.
Titik kendala itu terdapat pada pekerjaan jembatan di kabupaten Majene tepatnya wilayah Sulai, Kecamatan Malunda, pembangunan jembatan Karanamu Kecamatan Tappalang dan jembatan Teppo Kecamatan Banggae.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi dengan memasang rambu agar lalulintas arus mudik berjalan lancar," kata dia.
"Puncak kepadatan jalur trans Sulawesi ini diperkirakan berlangsung H-3 Lebaran," kata Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Sulbar, Iskandar Arsyad, di Mamuju, Sabtu.
Secara umum kata dia, kondisi jalan nasional mulai perbatasan Sulawesi Barat-Sulawesi Tengah hingga batas Sulawesi Barat-Sulawesi Selatan terbilang cukup aman dengan kondisi 90 persen jalan mulus.
Namun demikian, para pengguna jalan dan pemudik Lebaran diminta tetap mewaspadai beberapa titik rawan musibah longsor jika terjadi hujan.
Ia menyampaikan, untuk wilayah Mamuju-Mamuju Utara, terdapat delapan titik yang dinilai rawan longsor, di antaranya di Kecamatan Topoyo, Desa Lara, Desa Mora, dan beberapa titik lainnya.
"Pada area pelebaran jalan semuanya sudah teratasi namun yang patut diwaspadai potensi longsor jika hujan terjadi," ungkapnya.
"Untuk mengantisipasi titik rawan longsor maka kami tempatkan alat berat sebagai langkah antisipasi jika terjadi bencana longsor," bilang dia.
Terpisah Kepala SNVT Wilayah I Sulawesi Barat, Romul, menyampaikan, untuk jalur Kalukku hingga perbatasan Sulawesi Barat-Sulawesi Selatan, terdapat beberapa titik kendala.
Titik kendala itu terdapat pada pekerjaan jembatan di kabupaten Majene tepatnya wilayah Sulai, Kecamatan Malunda, pembangunan jembatan Karanamu Kecamatan Tappalang dan jembatan Teppo Kecamatan Banggae.
"Kami telah melakukan langkah antisipasi dengan memasang rambu agar lalulintas arus mudik berjalan lancar," kata dia.
Pewarta: Aco Ahmad
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: