Kota Bogor (ANTARA) - Profesor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, berpandangan penanganan pendidikan generasi z (generasi stroberi) perlu karakter kecerdasan dengan istilah Ulul Albab yang dalam Al-Quran mengarah pada pendekatan HOTS (Higher Order Thinking Skill) untuk mendorong seseorang berpikir secara luas dan mendalam tentang suatu masalah.

Guru Besar Maemunah Sa'diyah di Kota Bogor, Rabu, mengatakan HOTS dalam merencanakan lahirnya sumber daya terpelajar dalam perspektif pendidikan Islam muncul sebagai respon terhadap maraknya fenomena generasi stroberi yang ada saat ini di tengah masyarakat.

"Generasi stroberi adalah generasi cukup terpelajar karena mereka pada umumnya terlahir dari kalangan menengah atas. Mereka memiliki kecerdasan yang baik, kreativitas yang tinggi dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi informasi yang handal layaknya buah stroberi yang memiliki penampilan menarik," ucapnya.

Namun demikian, di samping karakter positif yang dimiliki generasi ini, terdapat sejumlah persoalan mendasar yang menjelma menjadi karakter negatif mereka.

Baca juga: UIKA lepas 14 mahasiswa KKN internasional ke Thailand

Baca juga: UIKA kerja sama akademik dengan Prince Songkla University Thailand


Di antaranya,digambarkan sebagai individu yang mudah merasa terluka atau sensitif, mudah menyerah dan gampang sakit hati, mirip dengan kelemahan fisik buah stroberi.

"Generasi Stroberi dikategorikan sebagai generasi yang lemah secara emosional dan fisik, memiliki ketahanan rendah terhadap tekanan, dan cenderung menghindari konflik," ujar Profesor Maemunah.

Maemunah yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor 1 Bidang Akademik menyampaikan keadaan generasi seperti itu haruslah menjadi pemikiran semua pendidik untuk menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan generasi stroberi, karena generasi muda kini adalah pemimpin bagi masa depan bangsa dan agama.

"Jika mereka yang dianggap terpelajar saja memiliki mental serapuh itu, apalah yang dapat diharapkan dari mereka yang dianggap tidak terpelajar," ucapnya.

Dia berpendapat perlu penggalian mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang menggambarkan sosok terpelajar, sosok yang mampu mengaktualisasikan potensi kecerdasannya karena mampu meningkatkan potensi kecerdasan dengan ayat-ayat Allah baik ayat qauliyah maupun ayat kauniyah,

"Sosok itu bernama Ulul Albab. Ulul Albab disebut 16 x atau ada 16 ayat yang membahas tentang sosok Ulul Albab," ungkapnya.

Profesor. Dr. Maemunah Sa'diyah satu dari empat dosen yang belum lama ini dikukuhkan menjadi guru besar bidang ilmu Perencanaan Pembelajaran UIKA sesuai SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia berNomor: 31043/M/07/2023.

Orasi Ilmiahnya tentang generasi stroberi disampaikan di Auditorium Prof. Abdullah Siddiq, pada Sabtu (23/12).

Melalui Karakteristik yang dimiliki Ulul Albab, Prof Maemunah mengelompokkan menjadi tiga kecerdasan utama manusia; yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.

Pengembangan kecerdasan intelektual itu, pembelajarannya dapat diarahkan dengan pendekatan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

Menurut dia, pendekatan itu mengirimkan pelajar untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan kemampuan memproduksi ide-ide baru hingga mengasah kemampuan kritis.

Selanjutnya kecerdasan emosional dapat dibangun dengan menjelaskan salah satu tujuan mempelajari ilmu pengetahuan adalah memberdayakan masyarakat, memberikan manfaat, memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat, dan kecerdasan spiritual, di antaranya dapat dibangun dengan menyediakan waktu. tenaga dan kemampuan untuk membantu sesama.

Profesor Maemunah juga menyampaikan pentingnya peran tenaga pengajar dalam mengimplementasikan perencanaan pembelajaran yang baik bagi generasi ini.

Merencanakan pembelajaran merupakan bagian dari tugas administrasi guru, dosen, pendidik.

"Untuk tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan maka sangat penting menyusun perencanaan yang tidak hanya fokus pada tersampaikannya bahan ajar, namun memperhatikan pengembangan berbagai kecerdasan, mulai dari terasahnya kecerdasan intelektual melalui pendekatan HOTS dengan metode saintifik, juga sangat penting juga mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual para pelajar" demikian Profesor Maemunah.*

Baca juga: UIKA buka pogram RPL konversi pengalaman kerja jadi capaian SKS

Baca juga: Konferensi regional PBB sudah bahas 4 poin hak lingkungan di Asia