Surakarta (ANTARA) - Calon wakil presiden nomor urut 2 sekaligus Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku tidak mempermasalahkan munculnya spanduk penolakan terhadap dirinya yang bertuliskan "Solo Bukan Gibran".
"Ya, nggak apa-apa," kata Gibran di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu.
Di tengah munculnya penolakan terhadap dirinya tersebut, Gibran mengaku tetap optimistis bisa meraih banyak suara masyarakat Kota Surakarta untuk Pilpres 2024.
Meski demikian, putra sulung Presiden Joko Widodo itu enggan menjelaskan target perolehan suara untuk pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu pada Pilpres 2024.
"Ya, optimistis saja. Makasih," kata Gibran singkat.
Baca juga: Sekjen Gibran Center sebut Gibran sebagai lokomotif bagi generasi muda
Sebelumnya, Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus mantan wali kota Surakarta F. X. Hadi Rudyatmo mengaku tidak tahu dengan pemasangan spanduk bertuliskan "Solo Bukan Gibran" tersebut.
"Aku ora ngerti, aku ora tau masang koyo ngono. (Saya tidak tahu, saya tidak pernah memasang seperti itu). Ngapain ngurus-ngurus kayak gitu," kata Rudyatmo.
Dia juga mengaku tidak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut.
"Balihonya, ya, capres-cawapres Ganjar-Mahfud, nomor 3 dicoblos. Itu aja yang kami (PDI Perjuangan) buat. Kalau itu (spanduk Solo Bukan Gibran) yang buat siapa, saya nggak tahu," jelasnya.
Menurut dia, daripada mengurus hal-hal yang tidak penting, dia memilih untuk mengurus program unggulan pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Ngurus sosialisasi KTP Sakti. Itu aja cukup," ujar Rudyatmo.
KTP Sakti adalah salah satu program kerja yang diusung Ganjar-Mahfud untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan akses jaminan pendidikan, kesehatan, hingga berusaha.
Baca juga: Ganjar ajak pendukung tekan kecurangan Pemilu 2024
Pemilu 2024
Soal spanduk "Solo Bukan Gibran", Gibran: Ya, nggak apa-apa
27 Desember 2023 11:01 WIB
Dokumentasi - Baliho bertuliskan #SoloBukanGibran yang terpasang di Jalan Setia Budi, Kota Surakarta, Jawa Tengah. (ANTARA/Aris Wasita)
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: