Jakarta (ANTARA) - Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran Widya Setiabudi Sumadinata mengharapkan ketiga calon presiden dapat tampil lugas dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang mempertemukan antarcapres.

"Semoga capres-capres dapat dengan lugas, tanpa ragu-ragu, untuk menemukan titik-titik terlemah dari lawannya dalam pemahaman dan kemampuan mereka dalam isu-isu (debat ketiga) ini," kata Widya saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Walaupun demikian, ia mengingatkan agar para capres tidak asal bicara tanpa dukungan data dalam debat yang bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik tersebut.

"Namun mereka tidak asbun (asal bunyi), tetapi didukung data, serta kemampuan analitik atas data tersebut. Selain itu, juga gagasan-gagasannya inovatif, out of the box, tetapi juga fisibel, realistik, tidak menimbulkan masalah baru," katanya.

Ia menjelaskan bahwa debat ketiga memiliki tema yang sangat penting, terutama dalam menghadapi babak baru konstelasi politik global.

"Tema ini sangat penting karena pada periode 2024-2029 konstelasi politik global akan memasuki babak baru yang berbeda pada periode 2019-2024. Sehingga, visi serta kemampuan pengambilan keputusan strategis presiden pada masa ini akan menentukan posisi Indonesia," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengharapkan agar para panelis dapat lebih berperan pada debat berikutnya dibandingkan dua debat sebelumnya.

"Mestinya panelis diberikan waktu khusus dan lebih leluasa juga untuk bertanya, serta untuk mengimbangi kemungkinan terjadinya debat kusir dan tidak substansial di antara para capres," kata Widya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pilpres 2024 pada Senin, 13 Desember 2023.

Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

KPU RI telah mengadakan debat pertama antarcapres di Kantor KPU RI, Jakarta, pada Selasa (12/12). Tema debat pertama adalah pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Selepas debat pertama, KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12).

Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Baca juga: Pengamat: Tunggu debat capres selesai untuk lihat arah "swing voters"

Baca juga: KPU akan evaluasi debat kedua besok, termasuk singkatan-bahasa asing

Baca juga: Pakar: Capres-cawapres harus keluar dari gimik untuk gaet pemilih muda