Beijing (ANTARA) - Mengering namun tidak mati. Beberapa tanaman di alam memiliki "fungsi istimewa" ini.
Belum lama ini, sejumlah ilmuwan China menyusun basis data genom untuk tanaman yang tahan terhadap desikasi atau kekeringan pada tanah.
Dipimpin oleh tim ilmuwan dari Institut Ekologi dan Geografi Xinjiang di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS), penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Plant Physiology.
Desikasi umumnya berakibat fatal, namun segelintir tanaman darat memiliki toleransi desikasi vegetatif (vegetative desiccation tolerance/VDT), yang memungkinkan mereka untuk mengering tanpa menjadi mati dan hidup kembali ketika terkena air, menurut penelitian itu.
Para ilmuwan kemudian memutuskan untuk membuat basis data "Mengering tanpa menjadi mati" yang menyimpan anotasi genom dan transkriptom tanaman yang tahan terhadap kekeringan untuk membantu penemuan sumber daya gen yang tahan terhadap kekeringan.
Basis data tersebut berisi total 16 genom tanaman yang terkait dengan VDT, termasuk 10 jenis lumut, serta menyertakan 10 genom yang terkait erat dengan tanaman VDT.
Menurut penelitian itu, kemajuan dalam teknologi pengurutan selama satu dekade terakhir memungkinkan penyelidikan genom untuk tanaman yang tahan terhadap desikasi. Namun, sumber daya genom yang berharga ini masih kurang memadai dalam basis data khusus dan terintegrasi.
"Kami berharap perilisan awal basis data genom untuk tanaman yang 'mengering tanpa menjadi mati' ini dapat membantu memfasilitasi penemuan sumber daya genetik VDT di masa depan," menurut penelitian tersebut.
Ilmuwan susun basis data genom tanaman "mengering namun tidak mati"
26 Desember 2023 12:09 WIB
Foto yang diambil pada 11 September 2023 ini menunjukkan pemandangan gurun dan pegunungan salju di Cagar Alam Nasional Pegunungan Altun di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Tiongkok barat laut. ANTARA/Xinhua/Hao Zhao.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: