Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie menyatakan, konvensi Partai Demokrat dilakukan untuk menghilangkan fatsun politik selama ini bahwa untuk menjadi calon presiden hanya milik ketua umum saja.

Konvensi, tambah Marzuki, adalah membuka ruang selebar mungkin bagi kader potensial untuk calon presiden.

"Persoalannya belum lazim di Indonesia. Sekarang yang bukan Ketum diberi ruang oleh Ketumnya untuk maju sebagai calon presiden. Biasanya ruang itu dipakai sendiri oleh Ketumnya," kata Juki, panggilan akrab Marzuki, di Jakarta, Jumat.

Ketua DPR RI itu menambahkan, konvensi memberi ruang demokrasi bagi kader untuk menunjukkan kesiapannya ke publik bahwa PD punya capres yang bisa diandalkan.

"Selama ini kader bersifat pasif, ewuh pakewuh, karena semuanya menunggu titah SBY sebagai ikon PD. Beberapa kali SBY meminta kader untuk berkampanye, tapi tidak direspons oleh kader. Makanya ruang ini dibuka agar kader tidak ragu-ragu untuk menyatakan kesiapannya untuk menjadi presiden," kata Juki.

Yang pasti, kata Juki, siapapun yang menang dalam konvensi, apakah tua atau muda, seluruh kader harus bekerja keras memenangkan calon presiden hasil konvensi.

"Muda bukan ukuran untuk siap menjadi presiden, tapi muda dengan rekam jejak yang membuktikan kapasitas, kompetensi, karakter, integritas yang kita usung sebagai capres. Semua sadar di PD cukup banyak kader, tapi apakah kader ini bisa diterima masyarakat, maka konvensi ini ujiannya," kata Marzuki.