Yerusalem (ANTARA News) - Israel pada Kamis menuduh seorang Yahudi ultra ortodoks sebagai mata-mata untuk Iran, kata Dinas Keamanan Internal Israel.

Pria itu termasuk dalam Neturei Karta, sebuah kelompok ultra ortodoks yang menentang keberadaan negara Israel, dan dia dicurigai oleh keamanan internal Shin Bet karena menghubungi kedutaan besar Iran di Berlin pada 2011 untuk menawarkan intelijen.

Pria yang identitasnya belum terungkap itu dihubungi diplomat Iran setelah kembali ke Israel, kata Shin Bet, tanpa spesifik mengapa orang tersebut berada di Jerman di tempat pertama atau memberikan rincian lain.

"Tahanan mengatakan ketika diinterogasi (oleh Shin Bet) bahwa dia beraksi karena dengki dengan Israel dan untuk keuntungan finansial," kata Shin Bet dalam keterangannya.

Sekitar 15.000 Yahudi ultra ortodoks, sekitar dua persen dari populasi kelompok itu di Israel, menentang eksistensi negara Israel sebelum datang Mesias.

Israel, daerah yang satu-satunya jika mendeklarasikan kekuatan nuklir, dan kekuatan barat menuduh Iran menggunakan program energi atom untuk mengembangkan bom atom. Teheran secara keras membantah tuduhan tersebut.

Ketegangan antara daerah musuh bebuyutan Iran dan Israel meningkat selama Mahmoud Ahmadinejad yang menjadi presiden delapan tahun, ditandai dengan pernyataan kontroversialnya mengenai negara Yahudi, termasuk penolakan terhadap Holocaust.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus berperang retorika bahkan setelah Iran memiliki presiden baru. Dia menyebut Hassan Rouhani sebagai "srigala berbulu domba" yang akan "tersenyum dan membangun bom", demikian AFP.

(I028)