Angin kencang rusak sembilan rumah di Mukomuko
1 Agustus 2013 22:04 WIB
ilustrasi Seorang warga merapikan pohon yang tumbang akibat terkena angin puting beliung di wilayah Kecamatan Jayakerta, Karawang, Jawa Barat, Minggu (9/6). (ANTARA FOTO/M Ali Khumaini)
Mukomuko (ANTARA News) - Angin kencang disertai hujan lebat Kamis sore menerpa sebagian wilayah di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, dan merusak sembilan rumah warga.
Sembilan rumah warga yang mengalami kerusakan, yakni dua rumah di Desa Ujung Padang, satu rumah di Kelurahan Bandar Ratu, dan enam rumah di Desa Tanah Harapan.
Kepala Desa Tanah Harapan Atral menyebutkan rumah warga yang rusak diterjang bagai itu mayoritas semi permanen atau setengah mengunakan material batu bata semen dan setengahnya lagi mengunakan material kayu.
"Rumah Marzah dan Meriyadi mengalami rusak berat karena kayu dan bagian atap lepas sehingga isi rumah basah kena hujan," katanya.
Sedangkan rumah milik Harun, Satirudin, Ajar dan Indriyadi lanjutnya, mengalami rusak ringan hanya bagian atap yang lepas.
Namun, ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa angin kencang yang menerpa desanya, hanya saja korban rumah rusak saat ini mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Jumadis Warga Kelurahan Bandar Ratu mengatakan rumah saat dihantam angin kencanag dalam keadaan kosong.
"Saya bekerja sedangkan istri dan tiga orang anak saya sedang pulang ke kampung mertua," katanya.
Namun, lanjutnya, akibat angin kencang tersebut barang barang elektronik di rumahnya rusak.
"Sekarang barang barang elektronik yang rusak itu sudah saya pindahkan ke rumah orang tua," ujarnya.
Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah setempat untuk membantu keluarganya yang terkena musibah.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Mukomukobadri Rusli melalui Kasi Bantuan Sosial Fitriano menyampaikan pihaknya telah menyalurkan bantuan sementara berupa tarpal dan matras.
"Bantuan itu untuk tanggap darurat dan bantuan itu diberikan kepada pemilik rumah rusak berat," ujarnya lagi.
Selanjutnya, pihaknya minta kepala desa dan lurah menyampaikan laporan tertulis kepada pemerintah setempat aagar dapat diberikan bantuan selanjutnya berupa sembilan bahan pokok dan baju.
(KR-FTO/R021)
Sembilan rumah warga yang mengalami kerusakan, yakni dua rumah di Desa Ujung Padang, satu rumah di Kelurahan Bandar Ratu, dan enam rumah di Desa Tanah Harapan.
Kepala Desa Tanah Harapan Atral menyebutkan rumah warga yang rusak diterjang bagai itu mayoritas semi permanen atau setengah mengunakan material batu bata semen dan setengahnya lagi mengunakan material kayu.
"Rumah Marzah dan Meriyadi mengalami rusak berat karena kayu dan bagian atap lepas sehingga isi rumah basah kena hujan," katanya.
Sedangkan rumah milik Harun, Satirudin, Ajar dan Indriyadi lanjutnya, mengalami rusak ringan hanya bagian atap yang lepas.
Namun, ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa angin kencang yang menerpa desanya, hanya saja korban rumah rusak saat ini mengalami kerugian puluhan juta rupiah.
Jumadis Warga Kelurahan Bandar Ratu mengatakan rumah saat dihantam angin kencanag dalam keadaan kosong.
"Saya bekerja sedangkan istri dan tiga orang anak saya sedang pulang ke kampung mertua," katanya.
Namun, lanjutnya, akibat angin kencang tersebut barang barang elektronik di rumahnya rusak.
"Sekarang barang barang elektronik yang rusak itu sudah saya pindahkan ke rumah orang tua," ujarnya.
Ia berharap, ada perhatian dari pemerintah setempat untuk membantu keluarganya yang terkena musibah.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Mukomukobadri Rusli melalui Kasi Bantuan Sosial Fitriano menyampaikan pihaknya telah menyalurkan bantuan sementara berupa tarpal dan matras.
"Bantuan itu untuk tanggap darurat dan bantuan itu diberikan kepada pemilik rumah rusak berat," ujarnya lagi.
Selanjutnya, pihaknya minta kepala desa dan lurah menyampaikan laporan tertulis kepada pemerintah setempat aagar dapat diberikan bantuan selanjutnya berupa sembilan bahan pokok dan baju.
(KR-FTO/R021)
Pewarta: Ferri Arianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: