Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir mulai was-was pasca terjadinya kudeta di negeri piramid tersebut dan meminta untuk dievakuasi segera.
"Kalau sekarang was-wasnya berbeda dengan dulu (ketika "Arab Spring"-red). Sekarang lebih-lebih, karena orang-orang yang pro kudeta adalah orang-orang yang anti agama," ujar seorang mahasiswa Al Azhar yang berasal dari Indonesia M Faiq Dzunnuraini Lc Dipl kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis.
Faiq menjelaskan orang-orang yang pro terhadap kudeta melakukan "sweeping" terhadap orang-orang berjenggot. Bahkan, lanjut dia, ada warga Mesir yang dibakar karena berjenggot.
"WNI yang ada di Mesir mulai tidak nyaman. Walaupun terlihat kondusif situasinya, namun bisa meledak setiap saat," tambah dia.
Perkembangan Mesir pasca kudeta, lanjut dia, bisa mengarah ke perang saudara. Untuk itu, dia mengharapkan agar pemerintah melakukan evakuasi terhadap kurang lebih 4.000 WNI yang ada di Mesir.
"Pemerintah harus mulai mencicil dengan mengevakuasi ibu hamil, perempuan, dan anak-anak."
Mantan Presiden Mesir Muhammad Moursi digulingkan oleh militer Mesir pada 3 Juli. Sejak itu, gelombang protes terus memanas di Mesir.
Ratusan orang telah tewas dan 1.000 lainnya luka-luka dalam bentrokan saat pendukung Moursi menggelar aksi protes di Masjid Rabaa al-Adawiya seusai shalat.
WNI di Mesir minta dievakuasi segera
1 Agustus 2013 10:08 WIB
Ilustrasi sejumlah WNI yang telah dievakuasi dari Mesir (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki)
Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: