Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Internasional Indonesia (BII) memproyeksikan kredit korporasi perseroan akan tumbuh 18 persen pada akhir 2013, kendati semester I (satu) 2013 hanya tumbuh dua persen.

"Di semester kedua kemungkinan akan lebih bagus, prediksi akhir mungkin lebih kurang 18 persen," kata Presiden Direktur BII Dato` Khairussaleh Ramli saat buka bersama di Jakarta, Rabu malam.

Khairussaleh menuturkan, kredit korporasi kembali tumbuh sebesar dua persen dari Rp23,3 triliun menjadi Rp23,9 triliun setelah sempat menurun pada kuartal pertama tahun ini sebagai dampak penyesuaian portofolio dalam upaya mengelola risiko kredit secara proaktif.

"Kami agak membetulkan portofolio kami, yang tidak mau kami kembangkan kami kurangkan misalnya `commodity trade finance` kita tidak mau lagi dari segi produk, risikonya agak tinggi ," ujar Khairussaleh.

Sementara itu, lanjutnya, untuk sektor seperti minyak dan gas, listrik serta manufaktur dianggap cukup baik dan masih akan terus dikembangkan.

Kredit bisnis perbankan (UKM & Komersial) BII sendiri mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu dari Rp23,5 triliun menjadi Rp30,2 triliun atau tumbuh 29 persen. Sedangkan, untuk kredit retail meningkat 16 persen dari Rp26,7 triliun menjadi Rp31,1 triliun.

Selama semester I (satu), BII menyalurkan kredit sebesar Rp85,1 triliun, atau tumbuh 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp73,5 triliun

Namun, BII juga merevisi target pertumbuhan kredit 2013 menjadi 18-20 persen, dari target sebelumnya sebesar 22 persen dengan pertimbangan kenaikan suku bunga acuan serta ancaman inflasi yang tinggi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi.


(C005/E008)