Wapres ingatkan ilmu di tangan orang berhati kotor bisa berbahaya
23 Desember 2023 16:54 WIB
Wakil Presiden Ma’ruf Amin (mengenakan kemeja putih dan peci) saat menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/12/2023). ANTARA/HO-BPMI Setwapres.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengingatkan bahwa ilmu hanyalah sebuah alat, yang apabila berada di tangan orang dengan hati kotor, bisa berbahaya.
Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya saat hadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, sebagaimana disaksikan secara daring dari Jakarta.
"Ilmu itu 'kan cuma alat. Nah, yang penting itu yang memiliki ilmu itu harus punya jiwa yang bersih. Kalau jiwanya kotor, ilmu bisa disalahgunakan dan bahaya yang ditimbulkan oleh orang yang punya ilmu, tetapi hatinya kotor, bahayanya lebih besar," kata Wapres.
Wapres mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama sebagai organisasi besar memiliki tanggung jawab besar dalam hal keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan, termasuk untuk berkontribusi menciptakan sumber daya manusia yang berilmu namun berhati bersih.
Di sisi lain, Wapres menekankan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) harus bisa terus menjadi kekuatan NU dalam menciptakan perbaikan berkelanjutan dalam sektor sumber daya manusia yang berilmu dan berhati bersih itu.
Pada kesempatan tersebut Wapres juga mengingatkan bahwa tanggung jawab NU bukan hanya bagi umat dan bangsa, melainkan juga kepada dunia. Hal itu tercermin dalam lambang Nahdlatul Ulama, yakni dunia yang dibalut oleh tambang.
Menurut Wapres, lambang NU itu menunjukkan bahwa konsep kerangka berpikir NU tidak hanya untuk umat dan bangsa, tetapi juga untuk dunia atau global.
Ma’ruf Amin menyebutkan terdapat beberapa tantangan global besar yang dihadapi bangsa, yakni peperangan, perubahan iklim, pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir, hingga pesatnya kemajuan teknologi dan penggunaan kecerdasan buatan yang mesti diimbangi dengan kebijakan efektif.
"Ini masalah yang kita hadapi. Modal utamanya untuk menjawab persoalan itu adalah sumber daya manusia yang capable. NU harus mengambil peran di sini karena NU adalah organisasi besar dan punya tanggung jawab besar, baik keumatan, kebangsaan, maupun kemanusiaan," jelasnya.
Baca juga: Wapres minta NU mainkan peran hadapi isu-isu global
Baca juga: Wapres: Revolusi mental tak semudah seperti membalikkan telapak tangan
Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya saat hadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, sebagaimana disaksikan secara daring dari Jakarta.
"Ilmu itu 'kan cuma alat. Nah, yang penting itu yang memiliki ilmu itu harus punya jiwa yang bersih. Kalau jiwanya kotor, ilmu bisa disalahgunakan dan bahaya yang ditimbulkan oleh orang yang punya ilmu, tetapi hatinya kotor, bahayanya lebih besar," kata Wapres.
Wapres mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama sebagai organisasi besar memiliki tanggung jawab besar dalam hal keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan, termasuk untuk berkontribusi menciptakan sumber daya manusia yang berilmu namun berhati bersih.
Di sisi lain, Wapres menekankan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) harus bisa terus menjadi kekuatan NU dalam menciptakan perbaikan berkelanjutan dalam sektor sumber daya manusia yang berilmu dan berhati bersih itu.
Pada kesempatan tersebut Wapres juga mengingatkan bahwa tanggung jawab NU bukan hanya bagi umat dan bangsa, melainkan juga kepada dunia. Hal itu tercermin dalam lambang Nahdlatul Ulama, yakni dunia yang dibalut oleh tambang.
Menurut Wapres, lambang NU itu menunjukkan bahwa konsep kerangka berpikir NU tidak hanya untuk umat dan bangsa, tetapi juga untuk dunia atau global.
Ma’ruf Amin menyebutkan terdapat beberapa tantangan global besar yang dihadapi bangsa, yakni peperangan, perubahan iklim, pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya berakhir, hingga pesatnya kemajuan teknologi dan penggunaan kecerdasan buatan yang mesti diimbangi dengan kebijakan efektif.
"Ini masalah yang kita hadapi. Modal utamanya untuk menjawab persoalan itu adalah sumber daya manusia yang capable. NU harus mengambil peran di sini karena NU adalah organisasi besar dan punya tanggung jawab besar, baik keumatan, kebangsaan, maupun kemanusiaan," jelasnya.
Baca juga: Wapres minta NU mainkan peran hadapi isu-isu global
Baca juga: Wapres: Revolusi mental tak semudah seperti membalikkan telapak tangan
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023
Tags: