Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan 68 kereta api yang terdiri atas 48 kereta reguler dan 20 kereta tambahan, dan pemudik juga akan menikmati fasilitas tambahan berupa takjil dan hidangan sahur.

"Misalnya penumpang akan pergi ke Solo, kalau melewati waktu buka di perjalanan mereka akan mendapat takjil. Begitu juga saat sahur, mereka dapat makanan. Kami juga menyediakan kereta tambahan di musim lebaran," ujar Kepala Humas PT. KAI Daerah Operasional (Daop) Jakarta I, Sukhendar Mulia kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Dalam sehari ada sekitar 32.000 pemudik dari Jakarta dengan empat pemberangkatan yaitu Stasiun Gambir, Senen, Kota, dan Tanjung Priok. Dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini terdapat kenaikan pemudik sebesar empat sampai lima persen.

Sukhendar mengatakan arus mudik sudah dimulai semenjak H-8, diperkirakan jumlah pemudik akan semakin bertambah mulai H-7 karena tiket sudah tidak lagi tersedia pada tanggal tersebut.

PT.KAI menyediakan 520.000 tiket untuk berbagai tujuan, hingga saat ini tiket yang tersisa tinggal 90.000. Sukhendar mengatakan tiket dari H-7 sampai H+7 sudah habis terjual.

"Sekarang sudah tidak ada lagi puncak arus mudik, yang ada tanggal favorit atau tanggal-tanggal yang mendekati hari Lebaran," kata Sukhendar.

Saat ini semua kereta api yang melayani pemudik dilengkapi dengan pendingin ruangan atau air conditioner (AC) seperti KA ekonomi sudah tidak ada lagi yang tidak menggunakan AC. Menurut Sukhendar, hal ini sudah berjalan selama tiga tahun terakhir.

Meski demikian, harga tiket kereta api tidak melonjak secara drastis karena PT.KAI telah menetapkan tarif batas atas dan batas bawah. Pada libur menjelang Idul Fitri ini, PT KAI menetapkan tarif batas atas.

Untuk kereta Argo Bromo Anggrek menuju Surabaya dipatok dengan harga sekitar Rp500.000/orang pada H-8. Pada H-7 tiket bisa naik menjadi sekitar Rp600.000/orang.