Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Rabu pagi menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp10.275 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp10.280.

"Pergerakan nilai tukar rupiah menguat namun tidak signifikan, fluktuasi mata uang domestik itu juga masih dalam kondisi stabil," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan pernyataan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih bagus, turut disambut positif beberapa pelaku pasar.

Meski demikian, lanjut dia, beberapa data ekonomi yang masih negatif seperti data inflasi, cadangan devisa, hingga defisitnya neraca perdagangan Indonesia akan membayangi pergerakan indeks BEI.

Ia menambahkan pelaku pasar masih mengambil posisi wait and see menyusul hasil keputusan The Fed dalam pertemuan FMOC (Federal Open Market Committee).

"Dolar AS juga bergerak stabil terhadap mata uang dunia jelang keputusan FMOC," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan belakangan ini rumor mengenai rencana pengurangan stimulus moneter dari the Fed hangat dibicarakan karena data-data ekonomi AS yang telah dirilis tidak terlalu buruk.

"Kondisi itu dapat membuat nilai dolar AS cenderung bergerak menguat kembali," kata dia.