Kathmandu (ANTARA News) - Jumlah macan "Royal Bengal" di hutan belantara Nepal telah meningkat 63,6 persen dalam lima tahun menjadi 198 ekor, satu survei pemerintah tentang hewan besar itu menunjukkan.

Penemuan tersebut krusial bagi perlindungan macan itu yang mulai langka dan sering menjadi sasaran para pemburu liar karena bagian-bagiannya dapat diperdagangkan dan keuntungan menggiurkan.

Habitat mereka juga terganggu oleh para penduduk desa akibat peningkatan permukiman manusia.

Konflik antara manusia dan hewas buas sering terjadi di Nepal, yang telah berjanji akan melipatgandakan populasi macan pada tahun 2022 dari sekitar 125 pada tahun 2010.

"Ini sangat menjanjikan," kata Maheshwar Dhakal, seorang pakar ekologi di Departemen Konservasi Binatang Buas di Taman Nasional Nepal.

Menurut dia, Nepal yang berada di Himalaya berada dalam proses mencapai tujuannya sebelum tenggat waktu itu.

"Tapi peningkatan jumlahnya juga telah menambah tanggung jawab dan tantangan kami untuk konservasi macan-macan," kata Dhakal kepada kantor berita Inggris Reuters setelah mempublikasikan penemuan survei yang dilakukan empat bulan itu Senin malam.

Studi itu didukung oleh kelompok pelestari lingkungan WWF dan Amerika Serikat.

Para pakar konservasi memberikan penghargaan atas peningkatan populasi macan itu sebagai hasil dari kebijakan efektif taman-taman nasional, gerakan anti perburuan dan manajemen habitat macan lebih baik di Nepal, tempat hutan menutupi 29 persen tanahnya.

(M016)