Lumajang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan jajaran pemerintahannya tidak tinggal diam namun terus melakukan pembenahan, perbaikan dan usaha untuk mengantisipasi mudik lebaran.
"Kami tidak diam, para menteri terus bekerja, titik macet dibongkar, BBM disiapkan, ada pos kesehatan, polisi dikerahkan seratus ribu lebih, belum TNI, belum PMI, petugas kesehatan, pemadam kebakaran, petugas pom bensin, petugas perhubungan," kata Presiden Yudhoyono di Pendopo Kabupaten Lumajang di hadapan masyarakat dan alim ulama, seusai shalat tarawih, Selasa malam.
Menurut Presiden, pemerintah juga terus mengimbau agar para pemudik tidak menggunakan roda dua, demi menjaga keselamatan, mengingat jumlah kecelakaan yang tinggi. Tahun lalu, menurut Presiden, sekitar 1.200 orang meninggal akibat kecelakaan.
Presiden menyadari, mudik merupakan salah satu isu yang dihadapi setiap tahun. Jumlah pemudik dari tahun ke tahun terus membengkak. Tahun ini diperkirakan 30 juta orang mudik. 2,5 juta motor akan digunakan untuk mudik. Sementara 1,5 juta mobil pribadi memenuhi jalanan untuk mudik. Belum lagi dengan angkutan publik seperti kereta api dan bus.
Usaha pemerintah tersebut, menurut Presiden, bisa jadi belum menjadi ideal mengingat jumlah pemudik yang membludak.
"Kalau sudah diikhtiarkan, masih ada hambatan kemacetan tertentu, sabar, karena jumlah membludak. Kami juga mengatasi, memberikan layanan dan keamanan terbaik untuk pemudik," kata Presiden.
Tujuh Pesan
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Presiden juga memberikan tujuh pesan kepada para hadirin. Pertama, mengajak umat Islam menjadi muslim yang baik. "Baik seperti apa contoh seperti Rasulullah, teladan agung, pemimpin besar di dunia," katanya.
Kedua, Presiden mengajak menjalankan Islam yang benar sesuai dengan firman Allah dan sunnah rasulullah. "Jangan ikuti ajaran yang menyimpang tidak sesuai Al Quran," kata Presiden.
Ketiga, Presiden mengajak masyarakat menebarkan kasih sayang, kerukunan dan toleransi. "Masyarakat Indonesia masyarakat yang majemuk, berbeda dalam agama, berbeda dalam suku, daerah, dalam etnis, berbeda dalam partai politik tetapi semua harus rukun memiliki toleransi yang tinggi sambil menaburkan kasih sayang. Islam adalah agama yang mencintai keteduhan kedamaian kasih sayang," katanya.
Keempat, Presiden mengharapkan agar masyarakat menggunakan kebebasan yang dimiliki dengan cara yang bertanggung jawab. Kelima, Presiden mengajak masyarakat menceritakan kebenaran dan tidak memfitnah.
"Mari kita ceritakan kebenaran, jangan suka memfitnah. Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Pemerintah yang bekerja siang malam, ada hasil yang baik katakan hasilnya baik. Meski pemerintah telah bekerja sekuat tenaga, yang belum baik, katakan yang itu belum baik. Kalau itu dikatakan oleh kita hidup lebih tenteram," katanya.
Keenam, berhenti mengeluh dan terus melakukan upaya perbaikan. Ketujuh, dirinya mengharapkan dukungan masyarakat terhadap pemerintah untuk berbuat lebih baik demi masa depan bangsa dan negara. (M041/R010)
Presiden SBY: pemerintah tak tinggal diam antisipasi mudik
30 Juli 2013 22:34 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (ANTARA FOTO/Setpres-Abror)
Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: