Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK) Bursah Zarnubi meminta para pemuda Indonesia untuk bersatu guna melakukan perubahan yang lebih mendasar, guna mewudukan kesejahteraan masyarakat.

"Reformasi 1998 dinilai gagal karena belum mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat, sehingga tugas para pemuda untuk melakukan perubahan dengan mendasar," kata Bursah dalam acara buka puasa dan dialog bertajuk "Mencari Paradigma Baru Kepemimpinan Pemuda yang diadakan PB HMI, GMKI, PMII, dan GMNI, di Jakarta, Selasa.

Mantan Ketua Umum HMI Jakarta itu mengatakan, kegagalan reformasi harus menjadi introspeksi para pemuda saat ini, sehingga para pemuda sadar bahwa harus mampu meningkatkan perannya dan persatuan antarorganisasi pemuda untuk meningkatkan kinerja gerakan perubahan.

Menurut Bursah, tantangan berat masyarakat Indonesia khususnya para pemuda saat ini, adalah pelaksanaan demokrasi yang bebas tetapu tidak berjalan lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Kondisi ini juga ditambah hutang Indonesia yang saat ini mendapat Rp2.300 triliun lebih atau setiap tahun APBN negara digunakan untuk membayar angsuaran dan bunga hutang negara mencapai sekitar Rp200 triliun," katanya.

Dengan demikian, menjadi tantangan para pemuda saat ini agar mampu mewujudkan demokrasi yang dibarengi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, kebutuhan dasar penduduk, seperti pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan terpenuhi.

Sementara itu, Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) M Arief Rosyid Hasan mengharapkan, agar pemuda tidak terbelenggu oleh keberhasilan pemuda di era 1928, 1945, 1965 dan 1998 saat reformasi, tetapi para pemuda saat ini dituntut berjuangan untuk ikut menyeledsaikan persoalan bangsa, seperti kemiskinan dan keterbelakangan.

Arief menambahkan, pada tahun 2025-2035, Indonesia akan memiliki generasi muda yang berjumlah besar, sehingga sudah saatnya para pemuda meningkatan kualitas dan bersatu untuk mewujudkan generasi muda yang produktif pada era tahun tersebut.(*)