Jakarta (ANTARA News) - Karya Sinema Nusantara (KSN) akan menggarap film layar lebar berjudul "Negeri Muara Langit", yang jadwal pengambilan gambar pada Januari 2014, di tiga lokasi yaitu Jakarta, Solo (Jateng) dan Lombok (NTB), kata produser film tersebut Rudy Setyawan.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa, Rudy mengatakan, film yang diproduksinya dijadwalkan diputar di gedung bioskop se-Indonesia pada kuartal pertama 2014 dengan target jumlah penonton sekitar satu juta pemirsa.

Sutradara film tersebut R Jiwo Kusumo mengatakan, misi film untuk melestarikan seni budaya Indonesia yang mulai tergerus budaya barat. "Negeri Muara Langit mengangkat Seni beladiri Pencak Silat secara murni. Ada juga pendidikan politik untuk masyarakat," katanya.

Film yang bergenre "drama action" itu menghadirkan pemeran utama, antara lain Eriska Rein, Deva Mahendra, Ali Syarief, Kang Jo P Project, Nurul Rosselen dan Muh Hanif. Sedangkan sebagai pemeran pembantu, antara lain Krisnidieta, Lisda Oktaviani, Oded Kravit dan Ikang Sulung.

Sementara itu, pimpinan produksi film itu Tatoz Fauzi menjelaskan, film tersebut dilatarbelakangi kondisi saat ini yang disinyalir sebagai "Jaman Edan" sebagai dikutip yang telah tertulis di sebuah kitab Kalatidha, karya Pujangga Agung Nusantara dari Keraton Surakarta pada abad XVII, R Ng Ronggawarsita.

"Persepsi-persepsi masyarakat baik yang meyakini atau tidak tentang jaman edan , telah menjadi satu pembicaraan di seluruh kalangan. Lunturnya rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghayatan terhadap nilai warisan leluhur Bhineka tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa menimbulkan lupa bahwa Bangsa kita adalah bangsa yang besar dan kaya raya serta memiliki keluhuran dan budaya yang tinggi," katanya.

Tatoz Fauzi menambahkan, Film Negeri Muara Langit mengakomodir kehidupan di bawah karpet yang tersembunyi dan perilaku perilaku sosial masyarakat kalangan atas hingga kalangan bawah yang semakin berjalan mendekati kepada Jaman Edan...konflik konflik horisontal yang terjadi dan pernah terjadi di kehidupan bangsa kita akan menjadi "capturing" utama dalam film ini.(*)