Sebanyak 600 atlet diaspora telah terdata di Kemenpora
22 Desember 2023 02:33 WIB
Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bidang Diaspora dan Kepemudaan Hamdan Hamidan saat dalam diskusi PSSI Pers bertajuk "Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi?" di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (21/12/2023). (ANTARA/HO-PSSI Pers)
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 600 atlet diaspora dari berbagai cabang olahraga telah terdata di database diaspora Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Hal tersebut disampaikan oleh Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bidang Diaspora dan Kepemudaan Hamdan Hamidan dalam diskusi PSSI Pers bertajuk "Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi?" di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis.
"Oke, database atlet diaspora, kami tampilkan. Sejauh ini kami sudah mendapatkan 600 atlet diaspora dari, mungkin 14 cabor. Sejauh ini ada 600 atlet, baik itu sepak bola, basket, voli, dan lain sebagainya," kata Hamdan Hamidan.
Ke depannya Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mengungkapkan akan melakukan akselerasi database atlet diaspora cabang olahraga renang dan atletik.
"Salah satu yang sudah saya sampaikan saat di (Rapat Kerja Komisi X) DPR, ini mungkin kita butuh akselerasi untuk database diaspora untuk renang dan atletik. Karena apa? dari cabor renang dan atletik itulah nomor-nomor terbanyak di tiap kegiatan khususnya Asian Games dan Olimpiade dan di situlah mungkin kita bisa mengangkat langsung secara cepat peringkat kita," kata Menpora Dito Ariotedjo.
Menurut Dito, Kemenpora akan terus memantau sejumlah atlet diaspora yang mempunyai kemungkinan bersaing dengan negara-negara yang berpotensi unggulan di ajang kegiatan multinasional.
"Kalau memang kita memiliki atlet yang sekiranya bisa bersaing dengan negara-negara yang mungkin potensi fisiknya lebih besar," ungkap Dito.
Dengan adanya atlet diaspora menurut Dito bisa memberikan dampak kultur dari sisi lain yang dapat dicontohkan kepada para atlet lokal Indonesia.
"Justru kami ingin mencampurkan kultur, di mana saya rasa kultur Indonesia sangat baik, namun kultur di luar juga mungkin banyak yang bisa dicontohkan untuk atlet-atlet lokal kita, ya," ungkap Dito.
Hal tersebut disampaikan oleh Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bidang Diaspora dan Kepemudaan Hamdan Hamidan dalam diskusi PSSI Pers bertajuk "Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi?" di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis.
"Oke, database atlet diaspora, kami tampilkan. Sejauh ini kami sudah mendapatkan 600 atlet diaspora dari, mungkin 14 cabor. Sejauh ini ada 600 atlet, baik itu sepak bola, basket, voli, dan lain sebagainya," kata Hamdan Hamidan.
Ke depannya Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo mengungkapkan akan melakukan akselerasi database atlet diaspora cabang olahraga renang dan atletik.
"Salah satu yang sudah saya sampaikan saat di (Rapat Kerja Komisi X) DPR, ini mungkin kita butuh akselerasi untuk database diaspora untuk renang dan atletik. Karena apa? dari cabor renang dan atletik itulah nomor-nomor terbanyak di tiap kegiatan khususnya Asian Games dan Olimpiade dan di situlah mungkin kita bisa mengangkat langsung secara cepat peringkat kita," kata Menpora Dito Ariotedjo.
Menurut Dito, Kemenpora akan terus memantau sejumlah atlet diaspora yang mempunyai kemungkinan bersaing dengan negara-negara yang berpotensi unggulan di ajang kegiatan multinasional.
"Kalau memang kita memiliki atlet yang sekiranya bisa bersaing dengan negara-negara yang mungkin potensi fisiknya lebih besar," ungkap Dito.
Dengan adanya atlet diaspora menurut Dito bisa memberikan dampak kultur dari sisi lain yang dapat dicontohkan kepada para atlet lokal Indonesia.
"Justru kami ingin mencampurkan kultur, di mana saya rasa kultur Indonesia sangat baik, namun kultur di luar juga mungkin banyak yang bisa dicontohkan untuk atlet-atlet lokal kita, ya," ungkap Dito.
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: