Korea Utara ancam luncurkan senjata nuklir jika diprovokasi musuh
21 Desember 2023 18:57 WIB
Foto yang disiarkan kantor berita Korea Utara KNA pada 25 Maret, 2022, ini memperlihatkan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-17 milik Korut. ANTARA/Korean Central News Agency/Handout via Xinhua/tm (Korean Central News Agency/Handout via Xinhua)
Ankara (ANTARA) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali mengingatkan bahwa negaranya tak akan ragu meluncurkan serangan nuklir jika 'musuh' memprovokasi negara itu dengan senjata nuklir, lapor media pemerintah pada Kamis.
Kim membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan tentara dari Kompi Bendera Merah Kedua di bawah kendali Biro Umum Peluru Kendali, yang berpartisipasi dalam peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-18 pada Senin, kata kantor berita negara itu, KCNA.
Dia menyebut peluncuran ICBM baru-baru ini yang terbilang sukses sebagai pesan jelas mengenai kemampuan serangan balasan yang dimiliki Korea Utara.
Kepada tentara, Kim menyatakan peluncuran itu adalah contoh tepat dari evolusi strategi nuklir negara tersebut.
Dia menegaskan bahwa Korea Utara memiliki doktrin untuk tidak ragu-ragu melancarkan serangan nuklir ketika musuh memprovokasi mereka dengan nuklir.
Baca juga: Korea Utara katakan peluncuran rudal antarbenua 'sukses besar'
Pemimpin Korea Utara itu mengklaim bahwa peluncuran ICBM telah 'mengagetkan' Amerika Serikat, dan menuduh Amerika Serikat menjadi penyebab ketegangan di wilayah itu.
Sementara itu, para menteri luar negeri AS, Korea Selatan dan Jepang serempak mengutuk Korea Utara karena pekan ini meluncurkan rudal berturut-turut. Dia mendesak Pyongyang agar berhenti membuat provokasi.
Dalam pernyataan bersama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Menlu Korea Selatan Park Jin dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa menyebut peluncuran peluru kendali sebagai "ancaman besar terhadap wilayah itu."
Provokasi terus menerus Pyongyang menjadi ancaman besar bagi Semenanjung Korea, kawasan dan perdamaian serta keamanan internasional, selain melemahkan rezim non proliferasi global, kata Yonhap News mengutip pernyataan para menteri luar negeri itu.
Korea Utara sudah lima kali meluncurkan ICBM sepanjang tahun ini.
Baca juga: Korsel, AS dan Jepang mulai operasikan sistem berbagi info waktu nyata
Sumber: Anadolu
Kim membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan tentara dari Kompi Bendera Merah Kedua di bawah kendali Biro Umum Peluru Kendali, yang berpartisipasi dalam peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-18 pada Senin, kata kantor berita negara itu, KCNA.
Dia menyebut peluncuran ICBM baru-baru ini yang terbilang sukses sebagai pesan jelas mengenai kemampuan serangan balasan yang dimiliki Korea Utara.
Kepada tentara, Kim menyatakan peluncuran itu adalah contoh tepat dari evolusi strategi nuklir negara tersebut.
Dia menegaskan bahwa Korea Utara memiliki doktrin untuk tidak ragu-ragu melancarkan serangan nuklir ketika musuh memprovokasi mereka dengan nuklir.
Baca juga: Korea Utara katakan peluncuran rudal antarbenua 'sukses besar'
Pemimpin Korea Utara itu mengklaim bahwa peluncuran ICBM telah 'mengagetkan' Amerika Serikat, dan menuduh Amerika Serikat menjadi penyebab ketegangan di wilayah itu.
Sementara itu, para menteri luar negeri AS, Korea Selatan dan Jepang serempak mengutuk Korea Utara karena pekan ini meluncurkan rudal berturut-turut. Dia mendesak Pyongyang agar berhenti membuat provokasi.
Dalam pernyataan bersama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Menlu Korea Selatan Park Jin dan Menlu Jepang Yoko Kamikawa menyebut peluncuran peluru kendali sebagai "ancaman besar terhadap wilayah itu."
Provokasi terus menerus Pyongyang menjadi ancaman besar bagi Semenanjung Korea, kawasan dan perdamaian serta keamanan internasional, selain melemahkan rezim non proliferasi global, kata Yonhap News mengutip pernyataan para menteri luar negeri itu.
Korea Utara sudah lima kali meluncurkan ICBM sepanjang tahun ini.
Baca juga: Korsel, AS dan Jepang mulai operasikan sistem berbagi info waktu nyata
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: