Kemenko Marves kerja sama sajikan data transparan atasi polusi udara
21 Desember 2023 17:23 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin memberikan sambutan pada pembukaan diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek bersama Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB di Jakarta, Kamis (21/12/2023). ANTARA/Harianto
Jakarta (ANTARA) - Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) berupaya menghadirkan landasan dalam ketersediaan dan transparansi data untuk mengatasi polusi udara di Jabodetabek melalui kerja sama dengan Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa penanganan masalah polusi udara, terutama di Jakarta, memerlukan pendekatan holistik.
“Kami dari ke Kemenko Marves dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ingin menggalang kolaborasi baik dari pemerintah, semua stakeholder di tingkat nasional dan internasional. Karena setiap orang punya kepentingan yang baik,” kata Rahmat di sela pembukaan diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek.
Menurut Rachmat, polusi udara di Jabodetabek merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan dukungan data yang akurat, komitmen politik, serta kemitraan yang kuat.
Dia menuturkan inisiatif terbaru antara pemerintah Indonesia, Bloomberg Philanthropies, dan ViriyaENB akan menghadirkan landasan bagi ketersediaan dan transparansi data. Kolaborasi ini berfokus pada mitigasi polusi udara serta rekomendasi kebijakan.
“Upaya mewujudkan udara bersih di kota-kota negara berkembang seperti di Jakarta merupakan proses kolaborasi jangka panjang, yang membutuhkan transfer teknologi dan pertukaran pengetahuan antara para ahli terkemuka dunia,” ucap Rachmat.
Rachmat menilai dialog tersebut juga sebagai langkah pertama dari berbagai upaya kolaborasi lainnya yang akan dilakukan di masa depan untuk mewujudkan langit biru yang bersih di Jakarta.
“Ini perlu kita rumuskan bersama, perjalanan ini panjang perjalanan ini kompleks tetapi kita juga ingin mulai dengan cepat, kita tidak punya waktu terlalu panjang tetapi kita juga banyak sekali pihak pihak yang ingin membantu kita,” jelas Rachmat.
Ia berharap hasil dari sesi pertukaran pikiran para pakar dapat menggalang lebih banyak dukungan dari komunitas sains internasional, serta menghadirkan lebih banyak data dan bukti yang krusial dalam mewujudkan tata kelola inisiatif udara bersih yang lebih kuat di Indonesia.
Selain itu, dapat mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dari negara-negara yang berhasil meningkatkan kualitas udara, dan mampu memfasilitasi transfer pengetahuan yang dapat diadaptasi di Indonesia.
“Sesi ini juga bertujuan untuk menentukan kelompok peneliti kualitas udara yang akan berperan dalam membangun fondasi untuk kolaborasi yang lebih komprehensif, serta pemahaman tentang upaya penelitian yang sedang berlangsung,” kata Rachmat.
Baca juga: Kemenko Marves siap perkuat sinergi dukung agenda biru Indonesia
Baca juga: Kemenko Marves: Perpres insentif tambahan dongkrak produksi EV
Seiring dengan upaya Jakarta dan sekitarnya untuk mewujudkan udara yang lebih bersih, kata Rachmat, kolaborasi ini merupakan langkah krusial dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan lebih sehat untuk wilayah megapolitan dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta jiwa.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif ViriyaENB Suzanty Sitorus mengaku siap memberikan dukungan dalam menghadirkan bukti dan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik di Jabodetabek.
“Indonesia tidak sendirian dalam mengatasi tantangan polusi udara. Kami bangga dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dengan para ahli dari negara-negara yang telah secara efektif mengatasi tantangan serupa," kata Suzanty.
Diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek mempertemukan para pakar internasional dan lokal terkemuka, serta para pembuat kebijakan dan pemerhati lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung hybrid dirancang untuk memfasilitasi pertukaran pikiran dan praktik terbaik dari berbagai negara seperti China, India, Jepang, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat dalam menangani polusi udara di Jabodetabek.
Bloomberg Philanthropies merupakan organisasi filantropi yang mengelola dana dari Bloomberg yang memfokuskan sumber dayanya pada lingkungan, kesehatan masyarakat, seni, inovasi pemerintah, dan pendidikan.
Adapun Yayasan Visi Indonesia Raya Emisi Nol Bersih (ViriyaENB), adalah yayasan iklim pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih.
Baca juga: Kualitas udara Jakarta kian membaik tempati peringat 40 besar di dunia
Baca juga: Kualitas udara Jakarta semakin membaik masuk urutan 30 besar di dunia
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa penanganan masalah polusi udara, terutama di Jakarta, memerlukan pendekatan holistik.
“Kami dari ke Kemenko Marves dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), ingin menggalang kolaborasi baik dari pemerintah, semua stakeholder di tingkat nasional dan internasional. Karena setiap orang punya kepentingan yang baik,” kata Rahmat di sela pembukaan diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek.
Menurut Rachmat, polusi udara di Jabodetabek merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan dukungan data yang akurat, komitmen politik, serta kemitraan yang kuat.
Dia menuturkan inisiatif terbaru antara pemerintah Indonesia, Bloomberg Philanthropies, dan ViriyaENB akan menghadirkan landasan bagi ketersediaan dan transparansi data. Kolaborasi ini berfokus pada mitigasi polusi udara serta rekomendasi kebijakan.
“Upaya mewujudkan udara bersih di kota-kota negara berkembang seperti di Jakarta merupakan proses kolaborasi jangka panjang, yang membutuhkan transfer teknologi dan pertukaran pengetahuan antara para ahli terkemuka dunia,” ucap Rachmat.
Rachmat menilai dialog tersebut juga sebagai langkah pertama dari berbagai upaya kolaborasi lainnya yang akan dilakukan di masa depan untuk mewujudkan langit biru yang bersih di Jakarta.
“Ini perlu kita rumuskan bersama, perjalanan ini panjang perjalanan ini kompleks tetapi kita juga ingin mulai dengan cepat, kita tidak punya waktu terlalu panjang tetapi kita juga banyak sekali pihak pihak yang ingin membantu kita,” jelas Rachmat.
Ia berharap hasil dari sesi pertukaran pikiran para pakar dapat menggalang lebih banyak dukungan dari komunitas sains internasional, serta menghadirkan lebih banyak data dan bukti yang krusial dalam mewujudkan tata kelola inisiatif udara bersih yang lebih kuat di Indonesia.
Selain itu, dapat mengidentifikasi praktik-praktik terbaik dari negara-negara yang berhasil meningkatkan kualitas udara, dan mampu memfasilitasi transfer pengetahuan yang dapat diadaptasi di Indonesia.
“Sesi ini juga bertujuan untuk menentukan kelompok peneliti kualitas udara yang akan berperan dalam membangun fondasi untuk kolaborasi yang lebih komprehensif, serta pemahaman tentang upaya penelitian yang sedang berlangsung,” kata Rachmat.
Baca juga: Kemenko Marves siap perkuat sinergi dukung agenda biru Indonesia
Baca juga: Kemenko Marves: Perpres insentif tambahan dongkrak produksi EV
Seiring dengan upaya Jakarta dan sekitarnya untuk mewujudkan udara yang lebih bersih, kata Rachmat, kolaborasi ini merupakan langkah krusial dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan lebih sehat untuk wilayah megapolitan dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta jiwa.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif ViriyaENB Suzanty Sitorus mengaku siap memberikan dukungan dalam menghadirkan bukti dan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan kualitas udara yang lebih baik di Jabodetabek.
“Indonesia tidak sendirian dalam mengatasi tantangan polusi udara. Kami bangga dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dengan para ahli dari negara-negara yang telah secara efektif mengatasi tantangan serupa," kata Suzanty.
Diskusi mengenai kualitas udara di wilayah Jabodetabek mempertemukan para pakar internasional dan lokal terkemuka, serta para pembuat kebijakan dan pemerhati lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung hybrid dirancang untuk memfasilitasi pertukaran pikiran dan praktik terbaik dari berbagai negara seperti China, India, Jepang, Inggris, Perancis dan Amerika Serikat dalam menangani polusi udara di Jabodetabek.
Bloomberg Philanthropies merupakan organisasi filantropi yang mengelola dana dari Bloomberg yang memfokuskan sumber dayanya pada lingkungan, kesehatan masyarakat, seni, inovasi pemerintah, dan pendidikan.
Adapun Yayasan Visi Indonesia Raya Emisi Nol Bersih (ViriyaENB), adalah yayasan iklim pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih.
Baca juga: Kualitas udara Jakarta kian membaik tempati peringat 40 besar di dunia
Baca juga: Kualitas udara Jakarta semakin membaik masuk urutan 30 besar di dunia
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2023
Tags: