Indonesia harus ambil peran penting dalam krisis Mesir
30 Juli 2013 12:41 WIB
Kembang api dinyalakan dekat polisi dan pengunjuk rasa anti Mursi oleh pendukung Presiden Mesir Mohamed Mursi yang digulingkan dalam bentrokan di kawasan Kota Nasr, timur Kairo, Sabtu (27/7). (REUTERS/Asmaa Waguih)
Jakarta (ANTARA News) - Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan pemerintah dan bangsa Indonesia harus bisa mengambil peran penting dalam menengahi krisis yang sedang terjadi di Mesir.
"Indonesia dan Mesir memiliki hubungan yang sangat dekat. Dalam sejarah, Mesir adalah salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Selasa.
Direktur Institut Madani Nusantara itu mengatakan Mesir juga merupakan salah satu kiblat pendidikan ilmu-ilmu agama bagi Indonesia. Banyak ulama dan pemuka agama di Indonesia merupakan alumni Universitas Al Azhar, Mesir.
Karena itu, sebagai kiblat pendidikan ilmu agama, masyarakat Indonesia dan dunia akan melihat bagaimana implementasi ajaran Islam yang diajarkan di Al Azhar dengan pelaksanaan demokrasi di Mesir.
"Indonesia harus mengambil peran dan inisiatif yang cepat. Sebagai negara mayoritas Muslim dengan politik bebas aktif, Indonesia dinilai netral dan bisa diterima di mana pun," tuturnya.
Mantan rektor UIN Bandung itu mengatakan pemerintah Indonesia bisa membawa permasalahan Mesir untuk dibicarakan di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam.
"Jangan sampai di Mesir pecah perang saudara seperti yang terjadi di Suriah. Kalau sampai terjadi perang saudara, akan semakin sulit menyelesaikan permasalahan di Mesir," katanya.
"Indonesia dan Mesir memiliki hubungan yang sangat dekat. Dalam sejarah, Mesir adalah salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Selasa.
Direktur Institut Madani Nusantara itu mengatakan Mesir juga merupakan salah satu kiblat pendidikan ilmu-ilmu agama bagi Indonesia. Banyak ulama dan pemuka agama di Indonesia merupakan alumni Universitas Al Azhar, Mesir.
Karena itu, sebagai kiblat pendidikan ilmu agama, masyarakat Indonesia dan dunia akan melihat bagaimana implementasi ajaran Islam yang diajarkan di Al Azhar dengan pelaksanaan demokrasi di Mesir.
"Indonesia harus mengambil peran dan inisiatif yang cepat. Sebagai negara mayoritas Muslim dengan politik bebas aktif, Indonesia dinilai netral dan bisa diterima di mana pun," tuturnya.
Mantan rektor UIN Bandung itu mengatakan pemerintah Indonesia bisa membawa permasalahan Mesir untuk dibicarakan di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam.
"Jangan sampai di Mesir pecah perang saudara seperti yang terjadi di Suriah. Kalau sampai terjadi perang saudara, akan semakin sulit menyelesaikan permasalahan di Mesir," katanya.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: