Mahasiswa Bandung kutuk tragedi kemanusian kudeta Mesir
30 Juli 2013 11:35 WIB
Pendukung Presiden Mesir yang digulingkan Muhammad Mursi berlarian untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara saat bentrok di Jembatan Enam Oktober, Kairo, Mesir, Senin (15/7). (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh )
Bandung (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muslim Peduli Mesir (KAMMI dan FSLDK) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate Bandung, Selasa, mengutuk tragedi kemanusiaan dan pembantaian oleh militer Mesir.
Koordinator Lapangan Irfan Ahmad Fauzi menuturkan, militer Mesir dinilai telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap warga sipil yang tidak berdosa.
"Kubu militer Mesir telah membunuh ratusan bahkan ribuan nyawa tak berdosa," katanya di sela aksi unjuk rasa.
Dari data yang diterimanya, hingga Minggu (28/7), jumlah korban meninggal dunia akibat konflik yang terjadi di Mesir mencapai 480 orang, lalu sebanyak 8.000 orang luka-luka dan 1.500 ditangkap.
"Tak hanya itu mereka juga menutup sembilan channel TV agar aksi keji Militer tak diekspos. Ironis memang, di bulan suci Ramadhan ini tak sedikit pun hati mereka terketuk, mau sampai kapan dunia membisu," katanya.
Oleh karenanya, pihaknya meminta agar pemerintah Indonesia dengan lantang mengecam aksi pembantaian karena secara historis Indonesia berhutang pada rakyat Mesir yang pernah merangkul kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
"Kami juga mendesak PBB bersikap tegas dan mengambil tindakan agar kejahatan terhadap kemanusiaan di Mesir segera dihentikan. Kami juga menyerukan agar para penguasa militer Mesir mengakhiri kudeta dan mengembalikan kekuasaan kepada Presiden Moursi yang jelas sah secara konstitusi," katanya.
Dalam aksinya massa membentuk barikade melingkar dan membentangkan spanduk kecaman terhadap militer Mesir.
Koordinator Lapangan Irfan Ahmad Fauzi menuturkan, militer Mesir dinilai telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap warga sipil yang tidak berdosa.
"Kubu militer Mesir telah membunuh ratusan bahkan ribuan nyawa tak berdosa," katanya di sela aksi unjuk rasa.
Dari data yang diterimanya, hingga Minggu (28/7), jumlah korban meninggal dunia akibat konflik yang terjadi di Mesir mencapai 480 orang, lalu sebanyak 8.000 orang luka-luka dan 1.500 ditangkap.
"Tak hanya itu mereka juga menutup sembilan channel TV agar aksi keji Militer tak diekspos. Ironis memang, di bulan suci Ramadhan ini tak sedikit pun hati mereka terketuk, mau sampai kapan dunia membisu," katanya.
Oleh karenanya, pihaknya meminta agar pemerintah Indonesia dengan lantang mengecam aksi pembantaian karena secara historis Indonesia berhutang pada rakyat Mesir yang pernah merangkul kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
"Kami juga mendesak PBB bersikap tegas dan mengambil tindakan agar kejahatan terhadap kemanusiaan di Mesir segera dihentikan. Kami juga menyerukan agar para penguasa militer Mesir mengakhiri kudeta dan mengembalikan kekuasaan kepada Presiden Moursi yang jelas sah secara konstitusi," katanya.
Dalam aksinya massa membentuk barikade melingkar dan membentangkan spanduk kecaman terhadap militer Mesir.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: