Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2023, perekonomian Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh dan mencapai hingga USD 110 miliar pada tahun 2025. Tingginya angka tersebut tak terlepas dari pertumbuhan pesat industri ekonomi digital, terutama yang didorong oleh sektor e-commerce.

Di tahun 2024, e-commerce seperti Shopee, Lazada, dan Tokopedia diperkirakan masih terus akan menjadi pilihan bagi penjual dalam mempromosikan produknya dan sarana bagi pembeli untuk membeli produk secara mudah.

Ketua Umum Indonesia E-Commerce Association (idEA), Bima Laga saat dihubungi ANTARA, menyatakan bahwa ia sangat optimis terhadap peningkatan transaksi di platform e-commerce di tahun depan, seiring dengan tren peningkatan transaksi yang masih cukup positif.

Menurutnya, meskipun ada berbagai isu yang mungkin mempengaruhi pasar, tren positif belanja online diyakini masih terus berlanjut, didukung oleh konsumen yang semakin terbiasa dan nyaman dengan belanja menggunakan platform digital.

Faktor-faktor seperti kemudahan, kenyamanan, dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh platform e-commerce akan tetap menjadi pilihan utama konsumen.

“Saya pikir konsumen ini semakin lama akan semakin pintar. Mereka yang awalnya coba-coba belanja online sekarang semakin nyaman. Lalu juga kan ada konsumen-konsumen yang baru, apalagi sekarang kan serba digital. Jadi, trennya akan terus naik terlepas apapun masalahnya," ucap dia.
Arsip foto - Ketua Umum idEA Bima Laga di Jakarta, Selasa (31/10/2023). (ANTARA/Livia Kristianti)


Sebagai tulang punggung bisnis digital di Indonesia, perusahaan-perusahaan e-commerce ini juga wajib menjaga stabilitas operasional mereka. Salah satu strategi yang umumnya dilakukan oleh perusahaan e-commerce untuk mempertahankan bisnis mereka adalah dengan menerapkan biaya layanan/admin maupun komisi dengan mitra mereka.

“Teknologi itu investasinya besar. Mereka punya operasional yang saya pikir penerapan biaya e-commerce selama masih dalam rentang harga yang normal harusnya tidak terlalu dipermasalahkan,” tambah Bima.

Lebih lanjut, Bima mengatakan bahwa penerapan biaya-biaya tersebut harus diiringi dengan peningkatan layanan kepada pengguna. Faktor seperti kemudahan mencari produk, kenyamanan dalam mengajukan komplain, hingga keamanan dalam bertransaksi harus menjadi fokus utama bagi platform e-commerce.

Selain itu, dia juga menyampaikan pentingnya platform e-commerce menyediakan layanan yang komprehensif, mulai dari proses pencarian produk hingga tahap pembayaran yang mudah guna memberikan kenyamanan bagi konsumen saat bertransaksi.

Hal ini juga berbanding lurus dengan berbagai promosi, fitur, dan juga layanan purna jual yang dihadirkan.

Peran e-commerce pada sektor ekonomi di 2024

Pertumbuhan industri e-commerce tahun 2024 tentu perlu didukung dengan investasi platform untuk terus menghadirkan inovasi program dan fitur bagi para pengguna setianya, baik pembeli maupun penjual yang didominasi oleh para pelaku UMKM tanah air.

Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) secara terpisah juga mengatakan, “Platform harus bisa menyesuaikan untuk mendapatkan fee agar perusahaan bisa beroperasional. Maka merupakan hal yang wajar jika platform sekarang mengenakan platform fee atau biaya administrasi,” ucap Huda.
Arsip foto - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda di Jakarta, Rabu (1/11/2023). (ANTARA/Ahmad Faishal)


Huda juga menekankan perlu adanya pengembangan platform yang juga dapat menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen agar dapat memenuhi ekspektasi konsumen terhadap penerapan biaya-biaya platform.

Itulah mengapa para platform e-commerce tampak berlomba-lomba menarik perhatian pembeli dengan menghadirkan berbagai macam program kampanye khusus produk lokal. Beberapa contoh kampanyenya antara lain Pejuang Lokal milik Blibli dan Shopee Pilih Lokal yang diluncurkan oleh Shopee.

Tidak hanya menghadirkan kampanye menarik bagi pengguna, para pemain e-commerce ini juga senantiasa menghadirkan berbagai program yang dapat membantu para pelaku UMKM menyasar target pasar yang lebih luas.

Salah satu e-commerce yang fokus membantu UMKM memperluas pasarnya hingga dunia internasional adalah Shopee, melalui Program Ekspor Shopee yang telah sukses membawa 26 juta produk UMKM ekspor sejak diluncurkan pada 2019 lalu.

Peningkatan layanan dan inovasi harus terus menjadi strategi utama platform e-commerce di Indonesia untuk menghadirkan pengalaman belanja online yang lebih baik lagi bagi para pengguna.

Ke depannya, pertumbuhan positif industri e-commerce di Indonesia diharapkan juga dapat berbanding lurus dengan pertumbuhan bisnis UMKM tanah air.

Baca juga: Shopee ekspor 50.000 produk UMKM tiap harinya

Baca juga: Peningkatan adopsi AI e-commerce Indonesia memicu kehadiran kebijakan

Baca juga: Pengalaman pelanggan Malaysia beli produk Indonesia di Shopee

Baca juga: Shopee dorong pertumbuhan brand lokal dan UMKM untuk ekonomi digital