Ankara (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Rabu mengatakan bahwa gagasan perang melawan terorisme bukan berarti membumihanguskan Jalur Gaza.

Macron menyatakan bahwa posisi Paris tetap sama sejak dimulainya konflik di Timur Tengah, terlepas dari kritik yang ada.

“Kita tidak bisa membiarkan gagasan bahwa memerangi terorisme secara efisien berarti membumihanguskan Gaza atau menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu dan menimbulkan korban dari kalangan sipil,” kata Macron kepada stasiun televisi Prancis France 5.

Namun, Macron tetap berpegang pada gagasan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri melawan kelompok Palestina, Hamas.

“Israel harus mengakhiri respons ini karena tidak pantas dan semua nyawa penting,” kata Macron menegaskan.

Serangan Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 52.586 lainnya, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Serangan tiada henti Israel juga menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan setengah dari ketersediaan perumahan di wilayah pesisir itu rusak atau hancur, dan memaksa hampir 2 juta orang mengungsi di tengah kekurangan makanan dan air bersih.

Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara hampir 130 orang masih disandera oleh kelompok Palestina itu.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Prancis prioritaskan pembebasan sandera oleh Hamas, kata Macron
Baca juga: Macron serukan gencatan senjata di tengah perang Israel-Hamas
Baca juga: Macron: Prancis "bahu-membahu" dengan Israel dalam konflik di Gaza