PBB, New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin, mengutuk keras pemboman mobil di Irak sebagai "aksi terorisme", yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 50 orang.

"Sekretaris jenderal sangat terkejut oleh memburuknya situasi keamanan di Irak," demikian isi satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB oleh juru bicara Ban.

"Ia mengutuk dengan sekeras-kerasnya aksi terorisme tersebut dan meningkatnya kerusuhan sektarian", yang bertujuan mengoyak susunan masyarakat negeri tersebut.

"Pembunuhan yang dilaporkan hari ini atas sedikitnya 50 orang dalam gelombang pemboman mobil di daerah yang kebanyakan dihuni pemeluk Syiah hanyalah kemunculan kembali paling akhir jenis kekerasan keji yang sudah menjadi sangat umum," kata pernyataan itu.

Gelombang pemboman mobil yang tampaknya direncanakan dengan baik, yang melanda Ibu Kota Irak, Baghdad, dan beberapa kota lain di Irak Selatan pada Senin telah menewaskan tak kurang dari 50 orang dan melukai lebih dari 200 orang lagi di daerah yang kebanyakan warganya pemeluk Syiah, kata laporan media.

"Sekretaris jenderal menyampaikan belasungkawanya yang paling dalam kepada keluarga korban dan Pemerintah Irak serta mendoakan semoga korban cedera cepat sembuh," kata pernyataan tersebut sebagaimana dikutip Xinhua. "Ia mendesak Pemerintah Irak agar menyeret pelaku serangan itu ke pengadilan."

"Irak berada di persimpangan lagi," kata Ban di dalam pernyataan tersebut. "Para pemimpin politik memiliki tanggung jawab jelas untuk mengembalikan negeri itu dari tepi jurang, dan tak memberi ruang kepada mereka yang berusaha memanfaatkan kebuntuan politik dengan melakukan kekerasan dan teror."

Utusan PBB di Irak juga telah menyeru para pemimpin politik agar segera bertindak guna mengakhiri "pertumpahan darah secara keji" dan telah mencengkeram negeri itu, sementara puluhan warga sipil lagi telah kehilangan nyawa mereka dalam gelombang serangan paling akhir.


Penerjemah: Chaidar Abdullah