"Mudah-mudahan dalam keadaan seperti ini kedua belah pihak bisa menahan diri untuk tidak lebih banyak lagi korban. Rekonsiliasi, apa kompromi yang bisa dilakukan," kata Yudhoyono, di Jakarta, Senin, terkait konflik di Mesir.
Dia merujuk pada kelompok pemerintah sementara yang didukung militer dengan para pendukung (bekas) Presiden Mesir, Mohamad Moursi, yang telah digulingkan militer.
Sampai kini tidak diketahui di mana Moursi berada, atau bahkan apakah Moursi dalam keadaan baik. Sejumlah pengamat menilai, kesimpang-siuran informasi tentang kedua hal ini berperan sangat besar terhadap kerusuhan berdarah --mengarah perang saudara-- di Mesir.
Yudhoyono juga berharap agar masyarakat internasional, khususnya PBB, juga ikut mencari solusi. "Negara-negara sekitar juga bagus untuk membikin teduh bukan memisah-misahkan," katanya.
Lebih lanjut, Yudhoyono mengatakan telah menginstruksikan Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Nurfaizi, untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga negara Indonesia di Mesir.
"Saya dilapori masyarakat Indonesia dalam keadaan terkontrol, mahasiswa kita juga baik," katanya.
Yudhoyono secara khusus mengintruksikan warga negara Indonesia untuk tidak melibatkan diri dalam konflik apapun. "Jauhi tempat-tempat membahayakan, kemudian pelihara komunikasi," katanya.
Dia menyebut situasi di Mesir saat ini sebagai berbahaya pascaberlanjutnya konflik horizontal yang melibatkan ratusan ribu massa yang yang saling berhadap-hadapan. "Konflik horizontal itu sulit untuk dicegah dan korban sudah berjatuhan," ujarnya.