Rudal Korut tersebut terbang sekitar seribu kilometer dengan lintasan tinggi sebelum jatuh di Laut Timur pada Senin (18/12), menurut militer Korea Selatan.
Uji coba tersebut menandai peluncuran ICBM kelima yang dilakukan Korut pada tahun ini --jumlah tertinggi yang pernah tercatat dalam satu tahun-- yang juga dilakukan setelah peluncuran satelit mata-mata militer pada November.
Korut menyumbar tentang peluncuran baru tersebut di halaman depan Rodong Sinmun, surat kabar utama Korut untuk pembaca domestik.
Halaman itu menyebutkan bahwa Korut telah menunjukkan "keinginan pembalasan yang paling keras" dan "kekuatan yang luar biasa" terhadap kekuatan musuh.
Korut mengatakan telah memiliki "kekuatan terkuat" untuk secara tegas melawan setiap krisis militer dengan satelit mata-mata dan ICBM.
Alat-alat militer itu disebutkan sebagai "mata yang memandang dari jarak yang sangat jauh" serta "tinju keras yang menyerang dalam jarak sangat jauh."
Surat kabar tersebut kemudian menekankan pentingnya kemandirian dan menyebut peluncuran ICBM dan satelit mata-mata sebagai prestasi yang dicapai sendiri.
Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang mengecam peluncuran ICBM yang dilakukan Korut sebagai pelanggaran "secara terang-terangan" terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ketiga negara itu sepakat untuk memperkuat kerja sama trilateral untuk mencegah provokasi lebih lanjut dari Korea Utara.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Korea Utara pamerkan rudal antarbenua Hwasong
Baca juga: Korsel, AS dan Jepang latihan bersama usai Korut luncurkan rudal