Akademi Perkeretaapian Indonesia menelan dana Rp300 miliar
28 Juli 2013 21:01 WIB
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Tundjung Inderawan (depan) meninjau kondisi gerbong penumpang pada peresmian Kereta Api (KA) Krakatau di Stasiun KA Madiun, Jatim, Rabu (24/7). (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta (ANTARA News) - Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) yang dibangun di Madiun, Jawa Timur, menghabiskan dana sekitar Rp300 miliar dan diharapkan dapat membantu mencari solusi atas beragam permasalahan perkeretaapian di Tanah Air.
"API di Madiun Jawa Timur di bangun dengan dana sekitar Rp300 miliar. Kampus ini akan menjadi pusat pengembangan para tenaga ahli yang akan memberikan kontribusi terhadap industri perkeretaapian nasional," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia memaparkan, Kampus API seluas 26 hektar dibangun di atas lahan hibah dari Pemkot Madiun dan dilengkapi fasilitas ruang belajar, asrama taruna, poliklinik, aula, masjid, laboratorium dan stasiun simulasi.
Untuk tahap awal API mempunyai 4 program studi Diploma III, yaitu Teknik Jalur dan Bangunan Kereta Api, Teknik Fasilitas Operasi Kereta Api, Teknik Sarana Kereta Api dan Teknik Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
"Keberadaan API sebagai jawaban atas pertumbuhan penumpang kereta api di tanah air, yang sampai 2030 mendatang jumlahnya mencapai 929 juta orang dan 995 juta ton angkutan barang," katanya.
Menurut dia, angka itu akan terus tumbuh seiring selesainya infrastruktur jaringan kereta api rel ganda lintas utara dan selatan dari Jakarta menuju Surabaya sehingga diperlukan SDM yang handal.
Tundjung juga meminta agar kontraktor yang sedang melakukan pembangunan API agar dapat melakukan penanaman hijau guna lebih merealisasikan penghijauan di sekitar kampus.
"Sebaiknya pihak kontraktor juga segera menanam pohon-pohon di sekitar kampus untuk penghijauan," katanya.
Ia juga mengatakan, pepohonan yang ditanam lebih baik yang berukuran besar agar saat kegiatan belajar mengajar dimulai, lingkungan sudah menghijau.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengatakan bahwa API sangat penting karena dalam beberapa tahun mendatang, PT Kereta Api Indonesia dinilai membutuhkan banyak tenaga kerja seperti masinis dan teknisi kereta.
"API di Madiun Jawa Timur di bangun dengan dana sekitar Rp300 miliar. Kampus ini akan menjadi pusat pengembangan para tenaga ahli yang akan memberikan kontribusi terhadap industri perkeretaapian nasional," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia memaparkan, Kampus API seluas 26 hektar dibangun di atas lahan hibah dari Pemkot Madiun dan dilengkapi fasilitas ruang belajar, asrama taruna, poliklinik, aula, masjid, laboratorium dan stasiun simulasi.
Untuk tahap awal API mempunyai 4 program studi Diploma III, yaitu Teknik Jalur dan Bangunan Kereta Api, Teknik Fasilitas Operasi Kereta Api, Teknik Sarana Kereta Api dan Teknik Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.
"Keberadaan API sebagai jawaban atas pertumbuhan penumpang kereta api di tanah air, yang sampai 2030 mendatang jumlahnya mencapai 929 juta orang dan 995 juta ton angkutan barang," katanya.
Menurut dia, angka itu akan terus tumbuh seiring selesainya infrastruktur jaringan kereta api rel ganda lintas utara dan selatan dari Jakarta menuju Surabaya sehingga diperlukan SDM yang handal.
Tundjung juga meminta agar kontraktor yang sedang melakukan pembangunan API agar dapat melakukan penanaman hijau guna lebih merealisasikan penghijauan di sekitar kampus.
"Sebaiknya pihak kontraktor juga segera menanam pohon-pohon di sekitar kampus untuk penghijauan," katanya.
Ia juga mengatakan, pepohonan yang ditanam lebih baik yang berukuran besar agar saat kegiatan belajar mengajar dimulai, lingkungan sudah menghijau.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengatakan bahwa API sangat penting karena dalam beberapa tahun mendatang, PT Kereta Api Indonesia dinilai membutuhkan banyak tenaga kerja seperti masinis dan teknisi kereta.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: