Sandera wanita Israel sebut ibunya tewas oleh tentara Israel
19 Desember 2023 18:16 WIB
Arsip foto - Sebuah bus yang mentransfer tahanan Palestina tiba di kota Tepi Barat Al-Bireh, 26 November 2023. Sekitar 30 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel tiba di Tepi Barat pada Minggu, menyusul pembebasan 17 sandera oleh Hamas pada putaran kedua pertukaran tahanan-sandera di bawah kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. ANTARA/Xinhua/Nidal Eshtayeh/pri.
Istanbul (ANTARA) - Seorang wanita Israel yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan baru-baru ini antara Israel dengan Hamas mengatakan ibunya tewas dan dirinya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang membawanya saat diculik.
Dalam wawancara yang disiarkan Channel 12 Israel, dia menceritakan dibawa oleh tentara sayap bersenjata kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor, yang sedang ditembaki Israel.
"Ibuku, yang sangat saya cintai, tewas. Saya terluka di belakang dan saudara lelaki saya terluka di bagian kaki," kata wanita itu.
Saluran siaran itu mengklaim bahwa tentara Israel "melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza."
Serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah menewaskan setidaknya 19.453 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Perang itu membuat Gaza menjadi puing, dengan separuh rumah-rumah di wilayah pesisir itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di wilayah kantung padat penduduk tersebut di tengah keterbatasan makanan dan air bersih.
Sementara korban tewas di pihak Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 jiwa, sementara lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza, menurut data resmi.
Protokol Hannibal
Protokol Hannibal Israel, yang diterapkan pada 1986 sebagai tanggapan terhadap krisis penyanderaan, menjadi rahasia selama hampir 20 tahun.
Protokol tersebut bertujuan mencegah pembayaran tinggi bagi para sandera, mengizinkan pelenyapan sandera dan penyandera jika upaya penyelamatan gagal.
Masyarakat baru mengetahui protokol ini pada tahun 2003, ketika dokter Israel Avner Shiftan, yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon, mengungkapkannya kepada surat kabar Haaretz.
Laporan pers Israel pada 19 November menyoroti serangan Hamas terhadap Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 14 orang, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni yang berusia 12 tahun.
Meskipun awalnya dibingkai sebagai "kebrutalan Hamas", para saksi kemudian menyatakan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tank ke rumah tempat para sandera ditahan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Netanyahu sebut pembunuhan tanpa sengaja tiga sandera sebagai tragedi
Baca juga: Pasukan Israel tanpa sengaja bunuh 3 sandera yang ditahan Hamas
Baca juga: Hamas: Israel tak peduli dengan warganya yang jadi tawanan di Gaza
Dalam wawancara yang disiarkan Channel 12 Israel, dia menceritakan dibawa oleh tentara sayap bersenjata kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor, yang sedang ditembaki Israel.
"Ibuku, yang sangat saya cintai, tewas. Saya terluka di belakang dan saudara lelaki saya terluka di bagian kaki," kata wanita itu.
Saluran siaran itu mengklaim bahwa tentara Israel "melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza."
Serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober telah menewaskan setidaknya 19.453 warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Perang itu membuat Gaza menjadi puing, dengan separuh rumah-rumah di wilayah pesisir itu rusak atau hancur dan hampir 2 juta orang mengungsi di wilayah kantung padat penduduk tersebut di tengah keterbatasan makanan dan air bersih.
Sementara korban tewas di pihak Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 jiwa, sementara lebih dari 130 sandera masih ditahan oleh kelompok Palestina di Gaza, menurut data resmi.
Protokol Hannibal
Protokol Hannibal Israel, yang diterapkan pada 1986 sebagai tanggapan terhadap krisis penyanderaan, menjadi rahasia selama hampir 20 tahun.
Protokol tersebut bertujuan mencegah pembayaran tinggi bagi para sandera, mengizinkan pelenyapan sandera dan penyandera jika upaya penyelamatan gagal.
Masyarakat baru mengetahui protokol ini pada tahun 2003, ketika dokter Israel Avner Shiftan, yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon, mengungkapkannya kepada surat kabar Haaretz.
Laporan pers Israel pada 19 November menyoroti serangan Hamas terhadap Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 14 orang, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni yang berusia 12 tahun.
Meskipun awalnya dibingkai sebagai "kebrutalan Hamas", para saksi kemudian menyatakan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tank ke rumah tempat para sandera ditahan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Netanyahu sebut pembunuhan tanpa sengaja tiga sandera sebagai tragedi
Baca juga: Pasukan Israel tanpa sengaja bunuh 3 sandera yang ditahan Hamas
Baca juga: Hamas: Israel tak peduli dengan warganya yang jadi tawanan di Gaza
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023
Tags: