Yogyakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berkomitmen untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) alias cukai rokok bila terpilih sebagai presiden di Pilpres 2024.

Hal itu disampaikan Ganjar usai mengunjungi pabrik rokok di Bantul, Yogyakarta, Selasa.

"Kenaikannya jangan terlalu ekstrem karena nanti akan bikin rugi petani tembakau," kata Ganjar kepada awak media.

Kendati demikian, dia mengatakan kenaikan cukai rokok tak akan diterapkan terlalu ekstrem. Hal ini untuk tetap memastikan kesejahteraan para petani tembakau.

"Saya pembela petani tembakau soalnya," katanya.

Sebelumnya, Senin (18/12), Lead Researcher Pusat kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Indonesia (CHEPS UI) Prof. Budi Hidayat menyampaikan bahwa cukai dari minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dan rokok berpotensi untuk mendanai kebutuhan kesehatan di Indonesia.

"(Cukai) minuman berpemanis dalam kemasan dan rokok bisa menjadi sumber pendanaan potensial yang bisa digunakan untuk kesehatan," kata Budi dalam diskusi "Refleksi Dua Tahun Transformasi Kesehatan" di Jakarta, Senin.

Adapun pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen pada 2024. Sementara untuk rokok elektrik dan produk hasil pengolahan hasil tembakau lainnya (HPTL), tarif akan dinaikkan masing-masing sebesar 15 persen dan enam persen pada 2024.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.