Teh kurma, minuman sehat berbuka puasa di Beijing
27 Juli 2013 20:32 WIB
Ilustrasi. Pedagang melayani konsumen yang membeli makanan untuk berbuka puasa di pasar takjil Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7). Pasar Takjil Benhil yang beroperasi sejak pukul 11.00 WIB hingga usai waktu Magrib selama bulan Ramadan tersebut menyediakan berbagai macam menu berbuka puasa (takjil) bagi warga Jakarta dan sekitarnya. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Beijing (ANTARA News) - Warga muslim di China, khususnya di Beijing memiliki minuman khas untuk berbuka puasa selama Ramadhan, yakni teh kaleng dan teh babao yang disajikan dengan buah kurma di dalamnya.
Seorang warga muslim Beijing Li Fang, Sabtu, mengemukakan teh kaleng merupakan minuman khas dari Provinsi Gansu, dan sangat digemari penduduk dan petani di wilayah itu.
"Disebut teh kaleng, karena teh ini awalnya memang diminum menggunakan kaleng," katanya.
Li Fang berkisah teh kaleng awalnya dibuat dengan sedikit air mengingat air sangat sulit diperoleh penduduk desa saat itu.
"Karena diseduh dengan sedikit air, maka teh kaleng lebih kental dibandingkan teh lainnya," tuturnya.
Tak hanya itu teh kaleng dulu dimasak menggunakan tungku api yang terbuat dari tanah sehingga terkadang aroma asap ikut tercium dalam teh tersebut.
"Sehingga dulu proses memasaknya relatif lama, paling sebentar satu jam," kata Li fang menambahkan.
Kini teh kaleng disajikan dengan lebih sehat dan citarasa yang menyegarkan. Teh kaleng kini diseduh dengan banyak air, dan diberi kurma dan kelengkeng untuk menciptakan cita rasa yang berbeda.
Cara penyajiannya, sebelumnya kurma dibakar setengah matang, lalu dimasukkan ke cangkir atau gelas bersama kelengkeng. Kemudian tambahan daun teh, gula dan air secukupnya.
Sementara teh babao dulunya teh merupakan minuman favorit Suku Hui dan Suku Dongxiang yang tinggal di sepanjang jalan sutera untuk disuguhkan kepada tamu yang berkunjung. Namun sekarang menjadi minuman favorit masyarakat umum.
Teh tersebut biasanya berisi kurma merah, lengkeng, wijen, walnut, kismis atau bahan lainnya tergantung kesukaan pribadi dan terakhir dimasukkan daun teh lalu diseduh dengan air panas.
(R018/R010)
Seorang warga muslim Beijing Li Fang, Sabtu, mengemukakan teh kaleng merupakan minuman khas dari Provinsi Gansu, dan sangat digemari penduduk dan petani di wilayah itu.
"Disebut teh kaleng, karena teh ini awalnya memang diminum menggunakan kaleng," katanya.
Li Fang berkisah teh kaleng awalnya dibuat dengan sedikit air mengingat air sangat sulit diperoleh penduduk desa saat itu.
"Karena diseduh dengan sedikit air, maka teh kaleng lebih kental dibandingkan teh lainnya," tuturnya.
Tak hanya itu teh kaleng dulu dimasak menggunakan tungku api yang terbuat dari tanah sehingga terkadang aroma asap ikut tercium dalam teh tersebut.
"Sehingga dulu proses memasaknya relatif lama, paling sebentar satu jam," kata Li fang menambahkan.
Kini teh kaleng disajikan dengan lebih sehat dan citarasa yang menyegarkan. Teh kaleng kini diseduh dengan banyak air, dan diberi kurma dan kelengkeng untuk menciptakan cita rasa yang berbeda.
Cara penyajiannya, sebelumnya kurma dibakar setengah matang, lalu dimasukkan ke cangkir atau gelas bersama kelengkeng. Kemudian tambahan daun teh, gula dan air secukupnya.
Sementara teh babao dulunya teh merupakan minuman favorit Suku Hui dan Suku Dongxiang yang tinggal di sepanjang jalan sutera untuk disuguhkan kepada tamu yang berkunjung. Namun sekarang menjadi minuman favorit masyarakat umum.
Teh tersebut biasanya berisi kurma merah, lengkeng, wijen, walnut, kismis atau bahan lainnya tergantung kesukaan pribadi dan terakhir dimasukkan daun teh lalu diseduh dengan air panas.
(R018/R010)
Pewarta: Rini Utami
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: