Manila (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Sabtu menyatakan harapannya untuk mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye guna memperbaiki hubungan kedua negara yang menegang.

Berbicara pada akhir lawatannya ke Asia Tenggara, Abe menyerukan rekonsiliasi setelah setahun perselisihan diplomatik akibat sengketa wilayah dan kunjungan politisi Jepang ke kuil bermasalah dalam perang yang membuat murka Korea Selatan, bekas jajahan Jepang.

"Saya mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Park Geun-Hye, kami berasal dari generasi yang sama sehingga saya sangat berharap kami dapat mengadakan pertemuan puncak," katanya kepada wartawan.

Abe tidak mengatakan kapan dia melakukan percakapan telepon dan kapan pertemuan puncak akan dilaksanakan, yang akan menjadi pembicaraan pertama antara kedua kepala negara itu sejak mereka memegang kekuasaan.

Namun ia menggambarkan Seoul sebagai "tetangga terpenting yang bersama-sama dengan Jepang memiliki nilai-nilai dasar dan minat yang sama.

"Baru-baru ini dilakukan percakapan antara pihak kementerian luar negeri dalam suasana yang tenang. Pembicaraan perlu dilakukan sehingga hubungan kedua negara dapat mencapai kemajuan yang tetap," kata Abe melalui juru bahasa.

Komentar Abe disampaikan setelah Wakil pertama Menteri Luar Negeri Korea Selatan. Kim Kyou Hyun bertemu dengan Menlu Jepang Fumio Kishida di Tokyo pekan sebelumnya.

Selain masalah kecemasan umum atas program senjata Korea Utara, Jepang dan Korea Selatan juga berbeda pendapat mengenai masalah-masalah yang berakar pada masa perang dan agresi Jepang ke Korea.

Terdapat masalah yang sudah lama memerlukan penyelesaian terkait "wanita penghibur" Korea yang dipaksa memberikan layanan hubungan badan kepada tentara Jepang pada masa Perang Dunia II.

Selain itu juga ada ketidaksepakatan tahun lalu mengenai pemilikan dua pulau berpenduduk yang dikuasai Seoul dan disebut sebagai pulau Doko sedangkan Tokyo menyebutnya pulau Takeshima.

Terdapat kekhawatiran mengenai rencana Abe untuk merombak undang-undang Jepang yang menghapuskan ketentuan damai yang telah menahan militer Jepang.

Namun Abe mengatakan, kehadiran Jepang terutama ditujukan untuk memberikan dampak positif.

"Jepang bersama-sama Amerika Serikat telah memberikan sumbangsih yang besar untuk menjaga stabilitas di kawasan Asia-Pasifik dan kami bermaksud untuk terus memegang peran tersebut," kata Abe, demikian AFP.
(M007/H-AK)