Kairo (ANTARA News) - Pengadilan Mesir memerintahkan Mohamed Moursi ditahan karena dicurigai berkolaborasi dengan militan Palestina dalam pembunuhan polisi dan memicu kerusuhan di penjara. Sementara di luar, para pendukung dan lawan presiden terguling Mesir itu berdemonstrasi besar-besaran.




Petahanan Moursi diperpanjang 15 hari karena ketegangan terus meningkat di Mesir dan untuk menghindari kemungkinan bentrok massa pendukungnya dengan demonstran lawan dukungan tentara.




Para pendukung Moursi mulai membanjiri segala penjuru Kairo yang diperkirakan akan terus bertambah malam waktu Mesir nanti.




Di Lapangan Tahrir, ribuan massa anti-Moursi mulai berkumpul untuk memenuhi ajakan bos militer Jenderal Abdel Fattah al-Sisi.




Ketua Ikhwanul Muslimin Essam al Erian mengatakan mereka akan menjawab massa anti Moursi ini dengan pawai damai bagi pembebasan pemimpin mereka, Moursi.




Ikhwanul murka atas perintah penahanan Moursi yang disebutnya pengulangan taktik ala rezim Hosni Mubarak yang tumbang 2011 lalu.




Gehad El-Haddad, juru bicara Ikhwanul mengutuk perintah penahanan dari pengadilan itu dengan mengatakan rezim Mubarak mulai berkuasa kembali.




Hamas dari Palestinan juga mengutuk penahanan Moursi, sementara Amnesti Internasional mengkritik seruan Sisi untuk menggelar demonstrasi, demikian AFP.