Indi menuturkan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Baca juga: Kemenkes minta lintas sektor kembangkan bahan baku obat lokal
Baca juga: Peneliti BRIN ungkap beberapa parasit malaria resisten obat
"Pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber potensial untuk pengobatan penyakit saat ini semakin mendapat perhatian," ujar Indi.
BRIN telah melakukan skrining terhadap 250 tumbuhan obat Indonesia yang berpotensi sebagai kandidat obat baru untuk penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan hepatitis C.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Muhammad Hanafi mengatakan beberapa tumbuhan obat potensial, antara lain cocor bebek, pohon barus, pohon trengguli, dan kenanga.
Ekstrak daun cocor bebek memiliki dua senyawa anti hepatitis C, yaitu quercetin dan asam galat. Kedua senyawa itu bisa menjadi kandidat yang baik untuk merancang pengembangan obat antivirus baru untuk pengobatan penyakit infeksi.
Kemudian, vaticanol B sebagai senyawa daun pohon barus juga berperan sebagai anti hepatitis C. Senyawa itu memberikan efek antivirus terutama melalui efek virusida langsung.
Adapun kenanga memiliki aktivitas anti hepatitis B yang menjanjikan. Analisis lebih lanjut terhadap ekstrak kasar kenanga diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang merupakan kandidat menjanjikan untuk pengembangan obat antivirus alternatif untuk pengobatan hepatitis B.
Baca juga: BRIN teliti potensi obat anti malaria dari biodiversitas Indonesia
Baca juga: Peneliti BRIN ungkap tanaman paling populer untuk obat kencing manis