Sampah menumpuk di Jakarta karena alat pengangkut terbatas
26 Juli 2013 14:04 WIB
Ilustrasi--Kali Cipinang yang dipenuhi sampah rumah tangga di kawasan pemukiman Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur. Rabu (21/12). Menurut data Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta, tingginya pertumbuhan penduduk tanpa dibarengi dengan penambahan jumlah armada pengangkut sampah, membuat volume sampah di Jakarta naik hingga 11 persen. (FOTO ANTARA/Fikri Adin)
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan pengerukan sampah di sejumlah kali di Ibu Kota belum maksimal karena alat berat kurang memadai.
"Pengerukan sampah di kali memang belum bisa kami lakukan secara maksimal karena kekurangan alat berat untuk mengeruk sampah-sampah itu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Ahok mengakui sampai dengan saat ini belum ada akselerasi terkait penanganan sampah, terutama di kali karena masih membutuhkan alat-alat berat, seperti ekskavator dan dump truck.
"Jadi, sebetulnya, masalah penanganan sampah ini bukan hanya semata-mata karena faktor personel atau petugas sampah di lapangan, tapi memang karena alat-alat beratnya hanya sedikit," ujar Ahok.
Oleh karena itu, Ahok menginginkan agar ke depan pengadaan alat-alat berat tidak lagi melalui proses tender, tetapi melalui katalog elektronik atau e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP).
"Ke depan saya tidak mau lagi urusan pengadaan alat-alat berat, terutama truk sampah melalui proses tender. Saya mau nanti semua itu dilakukan lewat e-catalog," tutur Ahok.
Ahok menilai pengadaan alat-alat berat melalui proses tender membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga pihaknya lebih menginginkan agar dilalui melalui e-catalog LKPP.
Ahok menambahkan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terkait pengerukan sampah di kali adalah dengan melakukan pengalihan tugas tersebut dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI ke Dinas Kebersihan DKI.
"Saya rasa pengalihan tugas dari Dinas PU ke Dinas Kebersihan ini sudah tepat. Jadi, khusus untuk pengerukan sampah di badan kali dilakukan oleh Dinas Kebersihan," tambah Ahok.
"Pengerukan sampah di kali memang belum bisa kami lakukan secara maksimal karena kekurangan alat berat untuk mengeruk sampah-sampah itu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat.
Ahok mengakui sampai dengan saat ini belum ada akselerasi terkait penanganan sampah, terutama di kali karena masih membutuhkan alat-alat berat, seperti ekskavator dan dump truck.
"Jadi, sebetulnya, masalah penanganan sampah ini bukan hanya semata-mata karena faktor personel atau petugas sampah di lapangan, tapi memang karena alat-alat beratnya hanya sedikit," ujar Ahok.
Oleh karena itu, Ahok menginginkan agar ke depan pengadaan alat-alat berat tidak lagi melalui proses tender, tetapi melalui katalog elektronik atau e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP).
"Ke depan saya tidak mau lagi urusan pengadaan alat-alat berat, terutama truk sampah melalui proses tender. Saya mau nanti semua itu dilakukan lewat e-catalog," tutur Ahok.
Ahok menilai pengadaan alat-alat berat melalui proses tender membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga pihaknya lebih menginginkan agar dilalui melalui e-catalog LKPP.
Ahok menambahkan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terkait pengerukan sampah di kali adalah dengan melakukan pengalihan tugas tersebut dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI ke Dinas Kebersihan DKI.
"Saya rasa pengalihan tugas dari Dinas PU ke Dinas Kebersihan ini sudah tepat. Jadi, khusus untuk pengerukan sampah di badan kali dilakukan oleh Dinas Kebersihan," tambah Ahok.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: